Depok Siaga Demam Berdarah, Banyak Warga Terjangkit

Fogging Nyamuk Demam Berdarah
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad mengeluarkan instruksi siaga terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Hal ini jadi perhatian serius pemerintah setempat mengingat musim penghujan, banyak warga yang telah terjangkit.

“Siaga itu bukan darurat ya maksudnya. Saya minta wilayah siap siaga dengan virus DBD. Ini untuk mengambil langkah pencegahan dan penindakan,” katanya pada wartawan, Senin 21 Januari 2019.

Idris mengakui, banyak warganya yang telah terjangkit virus DBD. Hal ini berdasarkan keterangan rumah sakit negeri dan swasta di Depok yang belakangan penuh dan tak dapat lagi menampung penderita DBD rawat inap. Namun Idris mengaku tidak hafal berapa jumlah warga yang telah terkena serangan nyamuk ganas itu.

“Saya sedang pendataan kalau berdasarkan  informasi masyarakat memang pasien di rumah sakit negeri dan swasta, penuh. Tapi, kita juga tidak tahu apakah penuh karena pasien yang mengidap penyakit lain sehingga DBD enggak kebagian tempat atau memang banyak pasien penyakit DBD. Ini yang ingin saya data,” katanya.

Dengan pendataan jumlah penderita DBD,  Idris nantinya dapat memutuskan apakah kasus ini dinyatakan darurat atau kejadian luar biasa (KLB). Ia pun berjanji, pendataan bakal rampung pada pekan depan sehingga pihaknya dapat menetapkan langkah konkret dalam mencegah DBD.

“Saya ingin data untuk tahu apa memang sudah KLB atau tidak. Itu pertama, yang kedua penanganannya seperti apa. Jadi sekarang dalam pendataan dulu,” ucapnya. 

Salah satu wilayah Depok yang menjadi titik rawan yang banyak virus DBD adalah Perumahan Taman Duta. Hal ini diungkapkannya mengingat daerah tersebut merupakan langganan banjir setiap kali hujan turun.

“Pondok Duta yang rawan virus DBD karena banjirnya. Ini bisa diatasi apabila pengerjaan sodetan dari Situ Pengarengan ke Sugutamu yang dilakukan pengelola Tol Cijago selesai pengerjaannya,” kata Idris