Penderita DBD di RSUD Depok Bertambah, Hari Ini Capai 173 Pasien

Penyemprotan (fogging) untuk memutus siklus hidup nyamuk Demam Berdarah Dengue
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

VIVA – Jumlah pasien penderita demam berdarah dengue atau DBD di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok, Jawa Barat kembali bertambah. Total hingga hari ini mencapai 173 orang. 
        
Humas RSUD Depok, Hadi, mengungkapkan, dari 173 pasien yang ditangani, 35 orang di antaranya menjalani perawatan intensif dan terpaksa menginap. 

Dari 35 pasien yang menjalani rawat inap itu, 10 di antaranya adalah anak-anak dan 25 pasien lainnya adalah dewasa. "Kami senantiasa memberikan pelayanan maksimal pada para pasien. Alhamdulillah sampai dengan hari ini semua bisa tertangani," kata Hadi.
       
Sementara itu, Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna kembali mengingatkan warganya, untuk waspada terhadap penyebaran nyamuk Aedes Agypti yang mengakibatkan DBD. 
    
"Pak Wali Kota sudah membuat edaran berkaitan dengan kejadian ini dan meminta kita untuk kembali kepada pola hidup bersih,' katanya kepada wartawan, Jumat 25 Januari 2019
    
Untuk menekan penyebaran nyamuk berbahaya itu, Pradi pun sempat memimpin langsung penyemprotan atau fooging ke sejumlah wilayah. Hasilnya, Pradi menemukan tak sedikit sarang nyamuk yang justru berada di dalam rumah. 
    
"Ini yang mengejutkan, ternyata jentik-jentik nyamuk yang selama ini kita curigai ada di selokan ternyata justru adanya di rumah tinggal. Ada salah satu kompleks rumah yang kita anggap itu menengah ternyata ada jentik nyamuk di sana," ujarnya
         
Terkait banyaknya warga yang terkena DBD, Pradi menegaskan, Pemerintah Kota Depok akan terus berupaya melakukan penanganan. Namun Ia mengimbau, hal ini juga harus didukung peran aktif masyarakat dalam hal menjaga kebersihan dan pola hidup yang sehat. 

Untuk diketahui, data penderita DBD di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok terus merangkak naik. Pada 21 Januari 2019, jumlah penderita DBD di RSUD Depok mencapai 133 kasus. Kemudian naik 154 kasus dan kini menjadi 173 kasus pada Minggu, 27 Januari 2019. (ren)