Pemprov DKI Tanggung Biaya Pengobatan Jumantik Korban Pemukulan

Anies Baswedan saat bertemu ibu-ibu Jumantik korban kekerasan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menanggung seluruh biaya pengobatan ibu-ibu petugas juru pemantau jentik atau Jumantik yang menjadi korban pemukulan oknum warga. Diketahui, ada tiga ibu-ibu yang dipukul hingga lebam bahkan berdarah oleh warga yang tidak mau rumahnya diperiksa. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, kepada seluruh petugas Jumantik untuk terus semangat tanpa khawatir menjalankan tugasnya. Ia menekankan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat mendukung, dan melindungi seluruh petugas Jumantik di Ibu Kota. 

"Seluruh pembiayaan seluruh prosesnya kita tanggung. Dan dokter pun datang ke rumah mereka untuk memeriksa. Bukan mereka yang datang ke Puskesmas," kata Anies saat menjenguk ibu-ibu Petugas Jumantik Korban penganiayaan, di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu 3 Februari 2019.

Ia mengatakan, tindakan kekerasan seperti ini bisa terjadi kepada siapa saja. Untuk itu, Anies menegaskan, kepada warga atau petugas yang melihat tanda-tanda potensi kekerasan seperti ini agar segera melaporkan. 

"Sehingga kejadian seperti ini tidak berulang lagi," jelas Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. 

Saat ini, sambung Anies, total jumlah petugas Jumantik di DKI Jakarta mencapai 33 ribu orang yang beroperasi di 2.700 Rukun Warga (RW). Menurut dia, kasus ini adalah kejadian pertama. 

Ketika ditanya apakah akan ada pendampingan khusus kepada petugas Jumantik yang mayoritas wanita, Anies menegaskan hal itu belum perlu dilakukan. Sebab, kejadian ini dianggap bukan sesuatu yang berulang atau menjadi pola yang terjadi di banyak tempat. 

"Kalau pola itu artinya terjadi di banyak tempat kemudian berulang-ulang. Kalau ini kasus. Kalau kasus maka jadikan ini pelajaran," kata dia. 

Anies pun menegaskan, permasalahan awal pemukulan bukan bersumber dari petugas Jumantik yang jadi korban, melainkan masalah dari diri pelaku. "Problemnya bukan di Jumantik. Justru ibu-ibu Jumantik ini mereka adalah warga setempat kok, mereka bukan orang lain," jelasnya.