Orangtua Harun Bantah Anaknya Sosok Pemuda Dipukuli di Kawasan Thamrin

Orangtua Harun, remaja yang meninggal dalam kerusuhan 22 Mei.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Ginanjar Mukti

VIVA – Didin Wahyudin (45 tahun), orangtua dari Muhammad Harun Al Rasyid (15), sosok yang disebut-sebut sebagai pemuda yang diduga dikeroyok oleh polisi di halaman Masjid Al-Huda di dekat Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, membantah bahwa putranya adalah sosok pemuda itu. 

Menurut Didin, ia tidak ingin mengungkap lokasi pasti putranya yang turut menjadi korban meninggal dari kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta.

"Saya no comment ya (terkait lokasi pasti Harun meninggal) karena nanti memancing hal-hal yang akan membuat saya menjadi terpojok. Untuk itu, saya no comment," ujar Didin saat ditemui di kediamannya di Duri Kepa, Jakarta Barat, Jumat, 24 Mei 2019.

Didin menyampaikan, mengetahui banyak informasi simpang siur terkait kematian putranya. Informasi itu di antaranya video viral yang menunjukkan seseorang dikeroyok secara brutal di halaman Masjid Al Huda, hingga dugaan bahwa Harun tertembak di titik lokasi kerusuhan di Slipi, Jakarta Barat.

"Ada yang bilang anak saya ditembak, diseret, dipukuli. Banyak informasi simpang siur itu. Ada video juga. Yang jelas, saya tidak melihat ke situ," ujar Didin.

Didin mengemukakan, meminta publik melihat bahwa Harun telah menjadi korban dari tindakan aparat dalam mengamankan kerusuhan. Harun harus meninggal meski hanya seorang remaja yang tidak memiliki sangkut paut langsung dengan masalah yang menjadi sebab dari kerusuhan. "Yang menjadi masalah itu adalah anak saya sehat, pulang-pulang menjadi jenazah," ujar Didin.

Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan sekelompok aparat yang diduga merupakan personel kepolisian yang turut menjadi tenaga pengamanan unjuk rasa 21-22 Mei 2019 di Jakarta, beredar di media sosial dan aplikasi percakapan. 

Dalam salinan video yang dilihat VIVA pada Jumat, 24 Mei 2019, aparat yang mengenakan pakaian pengamanan, lengkap dengan rompi, tameng, dan helm, mengeroyok seorang pemuda secara brutal. Mereka memukul, menendang, dan menghantam pemuda itu dengan pentungan, hingga senapan mereka.

Video diunggah oleh akun Twitter @ardi_riau dini hari tadi, pukul 00.17 WIB. Akun Twitter resmi Gerindra, @Gerindra, lantas mengomentarinya.

"Mungkin yg ia lakukan memang salah, dgn melawan aparat. Tapi apakah pantas diperlakukan seperti itu? Tanpa diperlakukan seperti itu pun ketika sudah tertangkap pasti akan diproses hukum juga, kan? Binatang saja jika diperlakukan dgn kasar, kita sering protes. Itu manusia lho," cuit @Gerindra.

Kejadian itu disebut-sebut berlangsung di halaman Masjid Al-Huda, Jalan Kampung Bali XXXIII, Jakarta Pusat. Alamat itu tak jauh dari kawasan Jalan MH Thamrin yang menjadi titik utama kerusuhan, di dekat Bawaslu dan Sarinah.

Koordinator Relawan IT BPN Prabowo-Sandi, Mustofa Nahrawardaya, lantas mencuitkan juga tangkapan layar dari video. Ia menyampaikan sosok pemuda yang dikeroyok polisi adalah Harun (15), warga Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Mustofa mengemukakan Harun meninggal dunia Jumat ini.

"Innalillahi-wainnailaihi-raajiuun. Sy dikabari, anak bernama Harun (15) warga Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat Syahid hari ini. Semoga Almarhum ditempatkan di tempat yg terbaik disisi Allah SWT, Amiiiin YRA," cuit Mustofa di @AkunTofa.