Winardi Sang Imam Mahdi Palsu Berprofesi Satpam

Winardi bin Sukirno, pria yang mengaku sebagai imam mahdi alias juru selamat akhir zaman.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Winardi bin Sukirno, pria yang mengaku sebagai imam mahdi alias juru selamat akhir zaman dan mengklaim memiliki 70 orang pengikut ternyata berprofesi sebagai petugas keamanan alias satpam di kawasan Bidakara, Jakarta Selatan.

Pria asal Cepu, Jawa Tengah, ini mengaku mendapat sebutan imam mahdi ketika menjalani serangkaian ritual gaib. Winardi mengatakan itu usai diperiksa oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok bersama sejumlah ulama dan tokoh masyarakat serta aparat di kantor Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, pada Rabu malam, 29 Mei 2019.

“Saat itu saya diperjalankan tapi badan saya di rumah tapi ruh spiritual saya pulang ke kampung saya ketemu kakek, bapak, ibu saya. Terus saya diperjalankan ke Tanah Suci Mekah sana. Saya mengarahkan para leluluhur saya untuk tawaf namun saya di situ hanya sebagai pemandu,” ujarnya.

Winardi juga mengaku sempat membimbing para leluhurnya untuk tawaf atau mengelilingi Kakbah sebagaimana ritual ibadah haji. Usai tawaf, dia melempar jamrah dengan tujuh kerikil lalu berziarah ke makam Nabi Muhammad.

Setelah merasa melalui serangkaian pengalaman spiritual itu, Winardi merasa yakin dia adalah imam mahdi dan telah memiliki sejumlah pengikut setia. Mahfuzy, seorang pengikutnya, membenarkan bahwa Winardi memang petugas keamanan di kawasan Bidakara, Jakarta Selatan.

Mahfuzy mengakui bergabung dengan padepokan dan menjadi murid Winardi sejak tahun 2014. “Saya ini punya sakit sesak napas sudah lama. Pas ketemu beliau saya sembuh sampai sekarang. Saya ingin memperdalam ilmu agama yang sesungguh-sungguhnya,” katanya.

Mahfuzy pun meyakini bahwa Winardi adalah imam mahdi. “Kalau kita meyakini pimpinan kita sebagai imam mahdi, sebagai guru, sebagai petunjuk kita dalam masalah keagamaan. Yang disampaikan tuntunan mengenal Allah, salat lima waktu, puasa,” katanya.

Sesat dan Menyesatkan

Usai menjalani serangkaian pemeriksaan oleh MUI, Winardi mengaku bertobat dan berjanji akan menutup segala aktivitasnya di rumah yang ia sebut sebagai padepokan Tri Sula Weda.

“Orang yang tak lagi sesuai dengan ajaran hadis maka ini salah, keliru, dan tidak benar, maka ini ajaran yang menyimpang. Kami meminta agar dia (Winardi) bertobat dan gelar imam mahdi agar ditinggalkan, dan muridnya agar meninggalkan karena tak sesuai dengan ajaran,” kata Ketua MUI Kota Depok, Dimyati Badruzzaman.

Jika Winardi dan pengikutnya tetap bersikeras, Dimyati khawatir akan menimbulkan konflik dan perpecahan masyarakat. “Namun alhamdulillah beliau tadi sudah mengaku tobat dan mengucap dua kalimat syahadat. Saya pertegas bahwa beliau sudah mengucap dengan tegas bahwa beliau bukan imam mahdi.”

Dimyati pun melarang aktivitas tertentu, baik mingguan atau bulanan, di padepokan tersebut. “Apabila terjadi lagi, maka forum juga akan melakukan sikap selanjutnya pada beliau,” katanya.