40 Persen Polusi Udara Jakarta Berasal dari Transportasi

Ancam Kesehatan, Jakarta Darurat Polusi Udara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia disingkat Walhi menyebutkan, ada beberapa sumber polusi udara yang mencemari wilayah Ibu Kota DKI Jakarta. Mulai dari polusi akibat moda transportasi kendaraan, industri hingga pembakaran sampah. 

"Transportasi itu sekitar 30 sampai 40 persen, pembangkit itu sekitar 20-30 persen juga sisanya dari bakar sampah dan lain-lain," ujar Pengkampanye Energi dan Perkotaan Walhi, Dwi Saung di kantornya Jalan Tegal Padang Nomor 14, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Juli 2019. 

Saung mengatakan, bahwa di Jakarta ini, ada beberapa industri yang masih menggunakan batubara dan ada kira-kira delapan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menggunakan batubara di daerah Babelan, Bekasi, Jawa Barat. 

"Kalau main ke sana kelihatan ya asapnya bisa ke arah Jakarta juga, itu kelihatan warna kuning ya kayaknya enggak ada filter, itu bukti PLTU berdampak," katanya. 

Ada juga di wilayah sekitar Cibinong, Bogor beberapa industri yang menggunakan batubara sebagaimana ditemukan industri di daerah Serpong dan di Tangerang Selatan.

Walhi pun merinci ada 10 PLTU batubara berpotensi sumbang polusi di Jakarta di antaranya: 

PLTU Lestari Banten Energi berkapasitas 670 MWP
PLTU Suralaya unit 1-7 berkapasitas 3400 MW
PLTU Suralaya unit 8 berkapasitas 625 MW
PLTU Labuan unit 1-2 berkapasitas 600 MW
PLTU  Merak Power Station unit 1-2 berkapasitas 120 MW
PLTU Lontar unit 1-3 berkapasitas 945 MW
PLTU Lontar Exp. berkapasitas 315 MW
PLTU Babelan unit 1-2 berkapasitas 280 MW
PLTU Pindo Deli dan Paper Mill II berkapasitas 50 MW
PLTU Pelabuhan Ratu unit 1-3 berkapasitas 1050 MW

"Jumlah itu diperkirakan akan bertambah sebanyak empat lagi dalam beberapa waktu mendatang," ujarnya. 

Menurut dia, empat PLTU berbahan bakar batu bara masih dalam tahap pembangunan hingga saat ini yaitu:

PLTU Asahimas Chemical unit 1-2 berkapasitas 300 MW
PLTU Jawa-7 berkapasitas 2.000 MW
PLTU Jawa-9 atau Banten Exp. berkapasitas 1.000 MW
PLTU Jawa-6 atau Muara Gembong berkapasitas 2.000 MW.