Kata Seniman Instalasi Getah Getih soal Karyanya Dibongkar

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selfie di depan instalasi bambu Getah Getih. Instalasi itu kini dibongkar karena rapuh.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Adinda Purnama Rachmani

VIVA – Seniman pembuat karya Seni Getah-Getih, Joko Avianto, turut merespons mengenai dibongkarya hasil karya seni miliknya yang sebelumnya terpasang di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Menurut Joko sebenarnya sejak awal pembuatan Getah Getih itu, memang sudah dibicarakan bahwa karya seni itu tak akan dipasang secara permanen.

Pemasangan Getah Getih diperkirakan bertahan paling lama satu tahun. Getah Getih juga dipasang hanya untuk menyambut Asian Games 2018 dan peringatan Kemerdekaan RI 2018.

"Sebenarnya perencanaan waktu itu karyanya hanya utk 6 bulan. Karena karya ini memang karya yang sifatnya festive yang sifatnya buat festival. Kan kemarin itu menghadapi Asian Games kan dan 17 Agustus tahun lalu," kata Joko kepada wartawan Kamis 18 Juli 2019.

Menurut Joko, ketahanan Getah Getih yang terbuat dari bambu tidak dapat disamakan dengan karya bambu lainnya. Sebab bambu sangat berpengaruh terhadap suhu dan juga cuaca suatu daerah.

"Variatif pengalaman saya di tiap kota, tiap lingkungan beda-beda kekuatannya enggak bisa dibandingin. Jadi kalau misalnya karena kan bambu itu materialnya strukturnya terdiri dari fiber dan pori-pori menyerap air, menyerap udara, bambu jadi kayak indikator lingkungannya. Kalau lingkungannya udah polutif banget ya begitu kejadiannya," ujarnya

Joko membandingkan karya bambu yang ada di Jakarta dengan karyanya yang pernah dipamerkan di Jerman pada tahun 2015. Pada karyanya yang ada di Jerman dapat bertahan cukup lama.

"Di karya saya yang lain mungkin lebih baik. Dibandingin karya saya Jerman 2015 begitu ya 1 tahun si kawatnya enggak karatan masih bagus," ujarnya

Bambu menurut Joko juga dapat menjadi indikator polusi tercemar atau tidaknya suatu daerah. Semakin parah polusinya, bambu semakin cepat rusak, sedangkan jika sedikit kadar polusinya, bambu cenderung lebih awet

Untuk Getah Getih di Jakarta juga menurut Joko sudah menjalani perawatan tiga kali selama pemasangannya, dan dia sudah menyarankan agar bambu dilepas sejak Februari 2019. Namun Anies ingin melihat karya tersebut bertahan lebih lama lagi.

"Saya kasih pelapis lagi untuk menahan air dari luar ya, cat sih intinya cat kaya semacam vernislah untuk kayu itu terus ada perbaikan-perbaikan lain," ujarnya

Saat ini, sisa pembongkaran Getah Getih sudah dibersihkan oleh Dinas Kehutanan, Pertamanan dan Pemakaman DKI. Sisa bambu bekas Getah Getih tersebut kini hanya menjadi barang yang tidak bisa dipakai lagi.