Banyak Warga Terjebak Saat Gempa, Pengelola Kalibata City Merespons

Kalibata City.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Gempa magnitudo 6,9 yang terjadi di Banten pada Jumat malam, 2 Agustus 2019, ikut dirasakan warga Jakarta, salah satunya yang tinggal di kompleks rusun Kalibata City, Jakarta Selatan.

Warga setempat disebut panik berhamburan saat gempat Banteng terjadi, namun sempat terjebak, karena banyak pintu darurat.

Merespons hal itu, manajemen Kalibata City memberikan penjelasan. General Manager Kalibata City, Ishak Lopung mengatakan, perlu diluruskan terkait hal tersebut.

"Pihak Badan Pengelola Kalibata City melalui security dan departemen terkait, serta STO (Tenant Safety Officer) berperan aktif untuk mengarahkan para penghuni yang turun menuju assembly area," kata Ishak, dalam keterangannya, Minggu 4 Agustus 2019.

Dia menjelaskan, petugas patroli security lantai dibantu TSO melakukan evakuasi penghuni di setiap koridor. Proses evakuasi ini juga berupaya membantu warga yang sakit dan anak kecil.

"Kami sudah mengimbau para penghuni yang berada di assembly area untuk tidak panik. Bersama departemen terkait, melakukan evakuasi dan pengecekan pintu masuk dan lift," jelasnya.

Kemudian, pihak pengelola saat guncanangan gempa, juga terus meminta resepsionis, agar mengarahkan penghuni tak panik. Ia menekankan, Apartemen City sadar akan fasilitas dengan 18 tower yang terdiri dari 64 pintu tangga darurat.

"Saat gempa terjadi, dua pintu dibantu dibuka oleh engineer dan security. Pihak pengelola juga membantu penghuni untuk keluar dari satu lantai di atasnya dan kemudian mengarahkan agar menuju assembly area," tuturnya.

Sebelumnya, guncangan akibat gempa Banten, ikut dirasakan warga Apartemen Kalibata City. Namun, penghuni menyesalkan banyaknya fasilitas darurat di Apartemen Kalibata City yang tidak berfungsi dengan semestinya.

Baca: Banyak Pintu Darurat Rusak, Warga Kalibata City Terjebak Saat Gempa

Keluhan lainnya terkait alarm peringatan yang tak terdengar di banyak tower atau terdengar pelan, setelah warga sudah lama keluar dari unit mereka. Selain itu, informasi darurat juga tidak didengar oleh warga.

"Kalibata City memiliki 13.500 unit hunian. Saat ini, mungkin ada lebih dari 30 ribu orang yang tinggal di sini. Jika terjadi musibah, korbannya bisa besar. Karena itu, kejadian tadi membuktikan bahwa pengelola Kalibata City amat tidak memadai dalam tanggap bencana," ujar Sandi Edison, ketua Komunitas Warga Kalibata City.