Ada 8 Unit Mobil Ambulans Berjejer di Polda Metro Jaya

Satu dari delapan mobil ambulans di Polda Metro Jaya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

VIVA – Sejumlah orang yang merupakan bagian dari Palang Merah Indonesia (PMI) saat ini masih diperiksa polisi.

Mereka diduga terkait mobil ambulans milik PMI yang kedapatan membawa batu dan botol saat aksi #STMMelawan dan berujung ricuh pada Rabu malam, 25 September 2019.

Akan tetapi, mereka enggan memberikan keterangan apapun termasuk tudingan ambulans yang mereka membawa batu dan botol yang diduga jadi bahan untuk membuat molotov.

Berdasarkan pantauan, ada belasan orang yang merupakan petugas medis dari PMI di bagian Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

"Enggak tahu kita (soal tudingan bawa batu dan botol). Kita enggak bisa komentar ya," kata salah seorang petugas PMI yang enggan disebut namanya saat menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Kamis 26 September 2019, seperti dikutip dari VIVAnews.

Jika dalam berita sebelumnya disebut ada lima ambulans, namun berdasarkan pantauan di Polda Metro Jaya setidaknya ada delapan unit ambulans di sana yang ditahan polisi.

Semuanya tak berjejer bersamaan atau terpencar parkirnya. Tujuh mobil ambulans berkelir putih, sementara satu ambulans berkelir silveR.

Jika dilihat secara seksama ada juga mobil ambulans yang sempat diposting akun @tmcpoldametro di Twitter dan Instagram resmi mereka.

Mobil ambulans itu bernomor polisi B 1303 TIX. Kemudian, jika dilihat dari bodi samping mobil, ambulans ini berasal dari wilayah berbeda di Ibu Kota dan tertera juga siapa pemiliknya.

Jika dirinci pertama, ada ambulans dari PT Pegadaian (Persero) dengan nomor polisi B 1027 PHX. Kemudian ada tulisan UPT PMI DKI Jakarta pada bodi samping mobil.

Mobil ambulans kedua milik Angkasa Pura Dua dengan nopol B 1506 PIX. Ambulan berasal dari PMI Jakarta Pusat jika dilihat dari bodi samping.

Ambulans ketiga yang berwarna silver sendiri tak tertera pemiliknya. Hanya terdapat tulisan PMI Cabang Jakarta dan berasal dari kawasan Jakarta Selatan karena tertera demikian di bagian belakang mobil. Ambulans ini bernopol B 1928 SKA.

Ambulans keempat milik PT Pelindo dan berasal dari PMI Jakarta Utara. Nopolnya B 1028 UQN. Lalu, mobil ambulans kelima milik PT PGN dari PMI Jakarta Pusat.

Nopolnya adalah B 1375 PIX. Lalu untuk ambulans keenam milik Angkasa Pura II dari PMI Jakarta Timur dengan nopol B 1303 TIX.

Ambulans ketujuh diketahui milik Puskesmas Kecamatan Pademangan. Nopolnya adalah B 1319 PHX. Sedangkan ambulans yang terakhir adalah mobil ambulans jenazah milik Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah alias Bazis dari PMI Jakarta Timur dengan nopol B 1052 THX.

Dari delapan unit ambulans ini, dua diantaranya nampak hancur. Dua ambulan yang hancur adalah ambulans dengan nopol B 1303 TIX dan B 1319 PHX.

Berdasarkan penglihatan kedua kaca mobil ambulans ini pecah tak karuan. Namun, mobil ambulans dengan nopol B 1303 TIX yang paling parah. Bagaimana tidak bagian belakang mobil ambulans sampai ditempeli terpal dan kaca samping yang pecah dipasang kardus.