Program Anies Paling Bermanfaat dan Tidak, Selama Pimpin DKI

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Ginanjar Mukti

VIVA – Lembaga Populi Center melakukan survei terkait program yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama dipimpin Gubernur Anies Baswedan. Survei tersebut dilakukan terhadap 600 responden di enam wilayah administrasi DKI Jakarta.

Sebanyak 600 responden, 300 ratus orang merupakan responden eksperimen dan sisanya responden kontrol. Metode yang digunakan dalam survei ini, yakni probability sampling.

Dalam survei, responden diminta menilai program mana yang paling dirasakan manfaatnya dan mana yang tidak. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 9-18 September 2019, program Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang paling tidak dirasakan bermanfaat, yaitu rumah DP Rp0. Sebanyak 16,5 persen dari 600 responden yang disurvei menyatakan hal itu.

"(Jawaban) Top of mind program paling tidak dirasakan bermanfaat, yaitu program DP Rp0," bunyi publikasi survei pada Selasa, 15 Oktober 2019, seperti dikutip dari VIVAnews.

Sementara program Anies yang dinilai paling bermanfaat, yakni Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus. Sebanyak 37 persen responden menyebut secara spontan bahwa program di bidang pendidikan itu paling bermanfaat.

Dan berikut ini daftar lengkap jawaban top of mind penilaian program paling bermanfaat dan tidak bermanfaat Pemprov DKI Jakarta. Margin of error diklaim kurang dari 4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Program paling bermanfaat menurut responden:

- KJP Plus (37 persen)
- Tidak ada (10 persen)
- BPJS (9,2 persen)
- Jak Lingko (7,8 persen)
- Jakarta Bersih (2,0 persen)
- Pembangunan (2,2 persen)
- Kartu Indonesia Sehat/KIS (1,9 persen)
- Pelebaran jalan (1,9 persen)
- Bantuan sosial (1,5 persen)

Program paling tidak bermanfaat menurut responden:

- Tidak ada (30 persen)
- Program DP Rp0 (16,5 persen)
- KPJ Plus (6,6 persen)
- Lapangan kerja sulit (6,2 persen)
- Bantuan lansia (4,5 persen)
- Program Keluarga Harapan/PKH (3,6 persen)
- Bantuan sosial (2,7 persen)
- Sembako mahal (2,5 persen)
- Jak Lingko (2,4 persen)
- Oke Oce (2,4 persen)