Tiga Mahasiswa Padang Ciptakan Alat Canggih Tangkal Begal

Gelang antibegal bikinan mahasiswa Padang
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Tiga mahasiswa jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Padang atas nama Tiara Ramayani, Bobby Kurniawan, dan Fauziah Wulandari berhasil menciptakan alat yang bisa meminimalisir aksi kejahatan begal yang akhir-akhir ini kerap terjadi.

Alat tersebut diberi nama gelang antibegal (Gibal). Gibal yang saat ini masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan itu diklaim mampu menjadi solusi konkret alat pencegahan dini aksi kejahatan berbasis mikrokontroller. 

Bahkan saat ini, ide kreatif pengembangan alat tersebut telah lolos seleksi dan berhasil meraih dana penelitian dari Kemenristekdikti pada program pekan kreatif mahasiswa 2018. Sistem kerjanya pun terbilang sangat sederhana. 

Pengguna cukup menekan tombol Gibal pada saat terjadi sesuatu atau lagi dalam kondisi terancam. Informasi situasi terhadap pengguna kemudian akan secara otomatis terkirim ke nomor ponsel pihak keluarga yang mana sebelumnya sudah di-input terlebih dahulu ke dalam sistem Gibal. Nomor ponsel yang dimasukkan akan menerima notifikasi SMS dari pengguna.

"Gibal ini bekerja ketika kondisi pengguna merasa terancam. Cara kerjanya cukup mudah, pengguna hanya perlu menekan tombol pada alat Gibal jika terjadi sesuatu. Selain menginformasikan posisi terkini, sistem Gibal juga mampu mendeteksi detak jantung pengguna. Seluruh informasi pengguna akan dikirim ke ponsel keluarga atau kerabat," kata Tiara Ramayani selaku Ketua Tim Pengembangan Gibal, Sabtu, 28 Juli 2018.

Pada sistem gibal, lanjut Tiara, terdapat dua metode yang saling berhubungan yakni alat yang bekerja untuk mengirimkan lokasi secara real time dan denyut nadi pengguna dan aplikasi yang bekerja menerima data yang kemudian disimpan dan diolah untuk diteruskan ke sesama pengguna aplikasi Gibal.

"Gibal bisa berfungsi jika terhubung dengan jaringan internet. Awalnya kita pakai sim card untuk data internet agar bisa terhubung. Namun kemudian kita hilangkan lantaran daya batrai cepat habis jika menggunakan data internet melalui sim card. Jadi saat ini masih bergantung kepada personal hotspot di ponsel pengguna. Sederhananya jika ada jaringan internet maka Gibal akan berfungsi," kata dia.

Tiara menjelaskan, walau saat ini masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan, Gibal sudah memakai server khusus yang ditempatkan di gedung kampus Politeknik Negeri Padang. Server ini akan bekerja selama 24 jam nonstop.

Baik Tiara, Bobby maupun Fauziah berharap Gibal ini dapat menjadi sebuah alat yang bisa mengurangi tingkat kejahatan begal di jalanan. Jika nanti sudah sempurna, tiga mahasiswa ini akan berupaya memproduksi sebanyak mungkin sesuai dengan permintaan pasar. Satu gelang Gibal yang nanti hanya dibanderol Rp200 ribu dan diyakini akan banyak terjual lantaran selain murah juga memberikan manfaat yang luar biasa.

"Secara keseluruhan tingkat kesulitan pengembangan dan penyempurnaan gibal tidak ada. Hanya kita masih susahnya mencari modul karena tidak ada dijual di Kota Padang. Sebagian besar modul kita beli secara online ke Jawa," katanya.

Agar tidak diklaim pihak lain, Tiara menyebutkan saat ini hak paten gibal sudah didaftarkan. Walau demikian, tim Gibal sangat membutuhkan vendor-vendor yang mau bekerja sama untuk pengembangan pemasaran. 

Komunitas Gibal

Sementara itu, tim pengembangan Gibal, Bobby menyebutkan saat ini pihaknya akan membentuk komunitas Gibal untuk mempermudah akses secara cepat bagi pengguna apabila merasa terancam atau menjadi korban kejahatan begal.

Selain itu, komunitas ini juga akan secara tidak langsung mempromosikan Gibal kepada masyarakat luas. "Yang jelas, di samping mengembangkan dan menyempurnakan, kita juga melakukan promosi. Mudah-mudahan Gibal dapat diterima di masyarakat luas," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Padang Surfa Yondri menyebutkan, Gibal merupakan salah satu dari sekian banyak ide dan karya kreatif yang dihasilkan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Padang. 

Pihak kampus memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk terus berinovasi dan menciptakan karya yang bisa bermanfaat bagi masyarakat karena hal ini masuk dalam salah satu Tri Dharma perguruan tinggi yakni penelitian dan pengembangan. (ase)