Kisah Pendaki Wanita Malaysia yang Tewas di Gunung Rinjani

Proses evakuasi para pendaki di Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat pada Minggu, 29 Juli 2018.
Sumber :
  • BNPB

VIVA – Dua pendaki Gunung Rinjani meninggal, karena terkena longsor akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 magnitudo yang melanda Nusa Tanggara Barat, Minggu kemarin, 29 Juli 2018. Korban adalah warga negara Malaysia dan warga Makassar, Sulawesi Selatan.

Korban pertama adalah Siti Nur Iesmawida Ismail, warga Malaysia, kelahiran 1988. Dia bersama 17 orang rekannya, yang dipimpin Amanda Omeychua melakukan pendakian sejak 24 Juli 2018.

Siti Nur pernah berdedikasi di Miraj Academy, Ampang, Selangor, dan aktif sebagai anggota Sukarelawan Belia Berkemahiran di Majlis Belia Malaysia (MBM). Dia bersama rombongan telah menyelesaikan pendakian dan telah mencapai puncak Rinjani.

Setelah turun gunung, rombongan asal Malaysia ini, kemudian menginap di rumah warga. Gempa kemudian mengguncang.

Karena tertimpa bangunan rumah, Siti Nur meninggal dan enam orang lainnya mengalami luka-luka. Saat bencana melanda, setidaknya ada 30 warga Malaysia masih terjebak di kaki Gunung Rinjani. Gunung tertinggi kedua di Indonesia yang ada di Lombok itu, memang sangat populer di kalangan turis Malaysia.

Sementara itu, korban kedua adalah Muchamad Ainul Taksima (25), asal Makassar, Sulsel. Dia adalah alumnus sekolah kesehatan Yapma, Makassar. Korban ditemukan meninggal dengan luka di kepala di jalur pendakian.

Menurut informasi, rombongan pendaki dari Makassar ini panik saat gempa terjadi. Mereka terpecar, karena masing-masing berupaya menyelamatkan diri. Tapi tak lama setelah gempa mereda, Ainul ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Tim gabungan akan mengevakuasi jasad Ainul hari ini melalui jalur Sembalun.

Tercatat hingga hari ini sudah 15 orang meninggal dunia akibat gempa NTB ini. Satu korban adalah warga negara Malaysia. Dari data yang ada, 11 korban meninggal di Lombok Timur dan empat korban ditemukan di Lombok Utara.

Sebanyak 560 pendaki dari dalam dan luar negeri hingga kini masih terjebak di Gunung Rinjani. Proses evakusi dilakukan dengan mengerahkan 165 orang tim gabungan dari tim SAR, Taman Nasional Gunung Rinjani, TNI, Polri, dan mahasiswa pencinta alam.

Menurut Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani, Sudiyono, tugas pertama tim gabungan ini adalah melakukan upaya suplai logistik untuk para pendaki yang sudah tidak memiliki makanan. Setelah memastikan kondisi pendaki pulih, baru kemudian tim akan melakukan evakuasi. Proses ini tentu tetap akan mempertimbangkan kondisi cuaca.

Ratusan pendaki ini berada di lokasi terpisah. Sebanyak 500 orang diperkirakan berada di Danau Segara Anak dan 60 orang masih menuju danau. Tetapi, kondisi mereka masih terjebak longsoran. (asp)