Fakta Gempa Lombok, Ratusan Lindu Susulan hingga Pendaki Terjebak

Korban gempa lombok mengungsi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA – Gempa bumi mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 29 Juli 2018, pukul 05.47 WIB. Lindu berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) itu memporakporandakan wilayah tersebut.

Guncangan gempa dirasakan juga di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, dan Sumbawa Besar. Bahkan, lindu terasa sampai wilayah Bali seperti Denpasar, Kuta, Nusa Dua, dan Karangasem.

Gempa tak hanya terjadi sekali. Gempa susulan terus terjadi. Bahkan, mencapai ratusan kali. Hingga Senin dinihari, 30 Juli 2018, pukul 03.09 WIB, gempa susulan masih terjadi. Gempa berkekuatan 4,0 SR itu terpusat di darat 14 kilometer barat daya, Bayan, Lombok Utara.

Akibat gempa, puluhan orang luka-luka, belasan nyawa melayang, dan ratusan rumah rusak. Tak hanya itu, ratusan pendaki diperkirakan masih terjebak di Gunung Rinjani. Tim gabungan diturunkan untuk mengevakuasi mereka.

Presiden Joko Widodo berjanji akan memberikan bantuan dana bagi para korban, untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak akibat gempa.

"Nanti akan dibantu (ganti rugi kerusakan) rumah, kira-kira Rp50an juta, dan akan segera ditindaklanjuti oleh kepala BNPB, disupervisi Kementerian PUPR dan diawasi, dikawal pak gubernur, pak bupati," ujar Jokowi di lokasi bencana seperti dilansir Biro Pers Istana, Senin, 30 Juli 2018.

Berikut ini beberapa hal terkait gempa Lombok:

Gempa Susulan

BMKG mencatat jumlah gempa susulan yang terjadi di wilayah Lombok dan sekitarnya, hingga Minggu sore, 29 Juli 2018, mencapai lebih dari 130 kali. Kekuatan gempa susulan tersebut lebih kecil dari gempa pertama pada Minggu pagi yaitu 6,4 SR.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami  BMKG, Daryono mengatakan, gempa susulan tersebut terjadi karena gerakan akibat Patahan Naik Flores, di jalur utara Lombok, Bali, Sumbawa dan Flores. Baca berita selengkapnya di sini.

Korban Tewas

Korban tewas akibat gempa bumi tektonik 6,4 SR, hingga Minggu sore, 29 Juli 2018, dilaporkan berjumlah 15 orang, satu di antaranya warga negara Malaysia. 

Data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, 15 korban meninggal dunia yaitu, 11 orang di Lombok Timur dan empat orang Lombok Utara. Adapun warga Malaysia yang meninggal dunia diketahui bernama Isma (30). Klik di sini untuk berita selengkapnya.

Pendaki Terjebak

Jumlah pendaki gunung yang masih terjebak di Gunung Rinjani, hingga Senin, 30 Juli 2018, berjumlah 689 orang. Angka itu diperoleh dari buku besar Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR). 

Saat ini, para pendaki antara lain ada di dua titik. Lokasi pertama di KM 10 jalur Sembalun sebanyak 500 orang, terdiri atas 135 WNA dan 365 orang WNI. Titik kedua adalah di kawasan Batu Ceper sebanyak 40 orang. Simak berita selengkapnya di sini.

Rumah Rusak

Kementerian Sosial menyebutkan gempa yang mengguncang Lombok mengakibatkan sedikitnya 300 rumah rusak. “Datanya akan terus kami perbarui karena tim masih terus melakukan pendataan,” ujar Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, dalam keterangan tertulis, Minggu, 29 Juli 2018.

Kementerian Sosial menurunkan 60 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) ke lokasi kejadian. Berbagai bantuan logistik pun disalurkan. Di antaranya, matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap saji. Baca berita selengkapnya di sini.

Kebutuhan Logistik

Ratusan korban gempa membutuhkan bantuan logistik dan obat-obatan. Repoter tvOne, Herman Zuhdi melaporkan, ratusan korban gempa tinggal di tenda darurat di Lapangan Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.

Berdasarkan informasi yang diperolehnya, warga belum mendapatkan bantuan optimal dari pemerintah daerah setempat. Bantuan yang sudah terlihat antara lain mi instan, air mineral, dan obat-obatan seadanya. Sebagian pun berasal dari sumbangan. Simak berita selengkapnya di sini.