Polri Anggap Aksi #2019GantiPresiden Picu Gesekan di Masyarakat

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto memberikan keterangan pers
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok A

VIVA – Markas Besar Kepolisian RI menjelaskan alasan aparat keamanan tak memberi izin kegiatan gerakan #2019GantiPresiden yang berlangsung di sejumlah tempat.

Menurut Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, ada pelbagai pertimbangan mengapa deklarasi itu sulit mendapat izin lantaran mengedepankan faktor keamanan. Kepolisian khawatir terjadi gesekan antara pihak yang pro dan kontra.

"Dengan demikian Polri menyatakan tegas tidak menerima surat tanda pemberitahuan penyampaian aksi tersebut," kata Setyo dalam pesan tertulisnya, Minggu 26 Agustus 2018.

Setyo mengacu, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Penyampaian Pendapat di Muka Umum. Meski menyampaikan pendapat merupakan hak asasi manusia, ada beberapa hal yang harus dijadikan pedoman.

Yakni unjuk rasa dilarang mengganggu hak asasi orang lain, menggangu ketertiban umum, tidak mengindahkan etika serta moral dan mengancam persatuan.

"Sebagian besar masyarakat menolak karena belum masuk masa kampanye. Bukan membuat tagar yang bisa menyinggung yang lain dan potensi konflik," ujarnya.

Tidak hanya bagi kelompok yang menyerukan #2019GantiPresiden. Bilamana kelompok lain mendeklarasikan hal yang bersifat kampanye di muka umum, maka kepolisian punya hak untuk membubarkan atau tak memberi izin.

"Sama (perlakuan). Karena itu akan menimbulkan konflik ke mana - mana," ujarnya.

Sebelumnya, massa aksi #2019GantiPresiden ada di beberapa titik kumpul di sekitar Tugu Pahlawan Surabaya. Mereka mendapatkan tentangan dari massa menolak aksi #2019GantiPresiden yang terlihat dari banser dan Pemuda Pancasila.

Sementara bentrokan sempat terjadi di depan Masjid Kemayoran Surabaya dalam aksi #2019GantiPresiden, Minggu, 26 Agustus 2018.  

Insiden ini bermula, saat sejumlah massa Banser yang menolak aksi #2019GantiPresiden memaksa massa #2019GantiPresiden yang berada di dalam masjid untuk keluar. Beberapa orang pria dan para banser terlihat adu mulut dan akhirnya bentrokan terjadi.

Petugas kepolisan bersusah payah memisahkan kedua massa yang terlibat bentrok ini. Sementara takmir masjid dan aparat kepolisan meminta massa yang ada dalam masjid untuk keluar.