Warga Lombok Cap Jempol Darah Tolak Nama Baru Bandara

Sejumlah warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menggelar aksi cap jempol darah untuk memprotes keputusan pemerintah mengubah nama bandara Lombok pada Jumat pagi, 7 September 2018.
Sumber :
  • VIVA/Satria Zulfikar

VIVA – Keputusan pemerintah mengubah nama Bandara Internasional Lombok menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid menuai pro dan kontra.

Sejumlah pihak mendukung perubahan nama bandara yang menggunakan nama pahlawan asal Nusa Tenggara Barat itu. Namun tidak sedikit pula yang menentangnya. Bahkan kalangan elite seperti bupati pun berbeda pendapat.

Bupati Lombok Timur M Sukiman Azmy mendukung perubahan nama baru Bandara. Menurutnya, itu adalah bentuk penghormatan pemerintah yang sangat menghargai jasa para pahlawan.

"Kita bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah yang telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional dan sekaligus juga memberikan nama Bandara Lombok dengan nama beliau (Zainuddin Abdul Majid)," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Bupati Kabupaten Lombok Utara, Najmul Ahyar. Menurutnya, perubahan nama adalah sebuah anugerah dan juga wujud penghormatan pada pahlawan nasional.

Di Lombok Tengah, pada Jumat pagi, 7 September 2018, ratusan warga menggelar istigasah atau doa bersama. Mereka menolak perubahan nama Bandara Internasional Lombok menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Bahkan mereka melakukan cap jempol berdarah pada bentangan spanduk.

Bupati Lombok Tengah, Suhaili FT, berorasi menentang perubahan nama. Bahkan, dia siap mundur dalam jabatannya sebagai bupati jika nama bandara diganti.

"Saya tidak ikhlas, saya tidak rela nama bandara diganti. Saya akan pasang badan dan saya siap mengundurkan diri sebagai bupati bila nama bandara tetap diganti," ujarnya.

Pergantian nama bandara itu, katanya, tidak melalui komunikasi dan sosialisasi dengan kepala daerah dan masyarakat setempat. Dia mengklaim bahwa masyarakat Lombok tidak setuju dengan nama baru bandara itu. "Ini juga sangat melecehkan masyarakat Lombok Tengah,” ujarnya. (ase)