Relawan Tempuh 28 Jam Perjalanan Darat Demi Bantu Korban Gempa Palu

Sejumlah bangunan ambruk akibat gempa di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/BNPB

VIVA – Gempa dan tsunami yang melanda Palu serta Donggala, Sulawesi Tengah menjadi perhatian dari masyarakat luas. Berbagai elemen relawan dari masyarakat bergerak ke Palu untuk memberikan bantuan tenaga, logistik, hingga medis.

Salah satunya tim relawan dari Inisiatif Zakat Indonesia (IZI). Relawan IZI harus menempuh perjalanan darat.

"Butuh waktu 28 jam dari Makassar ke Palu. Diprediksi empat jam lagi sampai," kata Ricky, Humas IZI, saat dihubungi melalui pesan singkatnya, Sabtu malam, 29 September 2018.

Namun, hingga kini, kantor pusat IZI belum mendapatkan laporan dari tim awal yang sudah berangkat ke Palu. Kesulitan akses komunikasi dengan relawan di Palu masih jadi persoalan.

"Selain mengalami kesulitan ketika dihubungi, juga terganggunya sinyal telekomunikasi," jelasnya.

Dijelaskan Rick, pemberangkatan tim awal ini, beranggotakan tiga orang untuk tim evakuasi dan dua orang tenaga medis. Tenaga medisnya di ambil dari Universitas Hasanudin Makasar, yakni dr. Arafat dan dr. Juni Astira.

Mereka berangkat dari Makassar pada Jumat, 28 September 2019, pukul 23.00 WITA, melalui jalur darat.

"Tim ini selain bertugas untuk respons awal kemanusiaan, juga untuk memback up Kantor Perwakilan IZI di Sulawesi Tengah, yang juga terdampak bencana gempa ini," sebutnya.

Sebelumnya, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) regional Sulawesi, Maluku, Papua, juga sudah memberangkatkan delapan orang tim rescue ke wilayah terdampak gempa di Palu dan Donggala. Tim BSMI ini terdiri dari empat orang rescue, dua dokter, satu teknikal, dan dua relawan media serta data.