Penerbangan di Papua Menantang, Airnav Siapkan ATC Pelopor

Direktur Utama Airnav, Novie Riyanto
Sumber :

VIVA – Dunia penerbangan di Indonesia tengah jadi sorotan setelah pesawat anyar Lion Air berkode penerbangan JT 610 jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat, beberapa hari lalu. Pesawat mengangkut 189 orang termasuk penumpang dan awak kabin.

Terkait musibah itu, semua pihak perlu mengevaluasi dan memperbaiki keselamatan transportasi udara.

Salah satu instansi yang turut menentukan keselamatan transportasi udara adalah Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, atau biasa dikenal dengan sebutan Airnav. Lembaga ini diberi kewenangan mengelola seluruh ruang udara Indonesia, seperti lalu lintas penerbangan, telekomunikasi penerbangan, dan informasi meteorologi penerbangan.

Air Traffic Controller atau ATC bagian dari Airnav. Profesi ini lah yang mengatur dan memandu lalu lintas udara.

"Kita tidak bisa mencetak orang (ATC) sembarangan," kata Direktur Utama Airnav, Novie Riyanto, usai upacara pelantikan calon taruna baru asal Papua di Politeknik Penerbangan Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 8 November 2018.

Dia menjelaskan, penerbangan di Indonesia masuk pada kategori banyak di dunia, begitu pula jumlah bandaranya. Bahkan, di daerah terpencil pun seperti di Papua, penerbangan di sana terus mengalami pertumbuhan.

"Penerbangan kita paling banyak, orang kita paling banyak dan bandara kita paling banyak," ujar Novie.

Di Papua, lanjut Novie, terdapat 109 titik bandara. Provinsi paling ujung timur tersebut jadi prioritas karena transportasi udara jadi utama dibandingkan transportasi darat dan laut.

"Alam Papua ini bergunung-gunung dan meteorologinya sangat menantang karenanya transportasi udara jadi kunci di sana," ucapnya.

Dengan kondisi seperti itu, maka diperlukan tenaga ATC yang andal untuk menjamin keselamatan transportasi udara di Papua. Atas alasan itulah dipilih 40 putra-putri Papua mendapatkan beasiswa sekolah penerbangan untuk kemudian diterjunkan jadi ATC di Papua.

"Harapan kami, 40 orang yang kita didik di sini nantinya menjadi pioner-pioner penerbangan di sana. Jadi, semua penerbangan yang ada di Papua, itu adalah sasaran program kami," kata Novie.

Tahun ini, Airnav menyalurkan beasiswa pendidikan kepada putra-putri Papua dengan anggaran Rp7,7 miliar. Tahun sebelumnya, program sama diberikan kepada sebelas taruna asal Papua sebesar Rp1 miliar.

Setelah menempuh pendidikan dan pelatihan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Jayapura, mereka kini sudah bertugas di Papua.