Kemenhan Klaim Heli Antikapal Selam dan CN-235 Buat Gentar Negara Lain

Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji, saat serah-terima simbolik alutsista baru itu di Hanggar PT DI di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 24 Januari 2019.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Kementerian Pertahanan membangga-banggakan enam alat utama sistem persenjataan atau alutsista baru TNI Angkatan Laut, yakni lima helikopter antikapal selam dan satu pesawat CN-235-220 Maritime Patrol Aircraft.

Kementerian bahkan mengklaim, keberadaan kapal terbang buatan PT Dirgantara Indonesia itu akan membuat gentar negara-negara lain yang berniat mengusik kedaulatan Indonesia, terutama di perairan laut.

“Alutsista ini salah satu senjata strategis yang memiliki efek tinggi serta mampu membuat gentar negara-negara yang mau mengganggu kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji, saat serah-terima simbolik alutsista baru itu di Hanggar PT DI di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 24 Januari 2019.

Agus menjelaskan, helikopter dan pesawat itu sangat penting bagi TNI Angkatan Laut terutama untuk patroli karena aktivitas padat kapal-kapal di perairan Indonesia. Wilayah laut Nusantara pun begitu luas sehingga diperlukan patroli udara.

“Untuk mengantisipasi kemungkinan penyusupan musuh dari atas perairan maupun di bawah (permukaan laut) menggunakan [helikopter] AKS [antikapal selam) maupun MPA [CN-235-220 Maritime Patrol Aircraft],” ujarnya.

Dia juga meminta prajurit maupun pilot yang bertanggung jawab terhadap heli dan pesawat itu agar mampu merawat secara rutin untuk terus dalam kondisi siap guna dalam kondisi apa pun. Intinya, alutsista itu mesti dirawat dengan baik agar selalu siap tempur.

Spesifikasi

Heli antikapal selama itu berjenis Panther tipe AS565 MBe dan produk hasil kerja sama industri PT DI dengan Airbus Helicopters Perancis. Heli dirancang dengan kemampuan mendeteksi keberadaan kapal selam dengan Dipping Sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (Helras) yang dapat difungsikan di laut dangkal dan laut dalam.

Dengan perangkat itu, heli Panther dinilai ideal untuk bermanuver redetection, melokalisasi sasaran dan melancarkan setangan torpedo di perairan dangkal maupun perairan dalam.

Pesawat CN235-220 MPA dirancang dengan dua konsol 360 derajat Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 nautical mile dan Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis mengidentifikasi kapal sehingga dapat mengetahui posisi objek mencurigakan.

Pesawat itu juga dilengkapi Identification Friend or Foe, Interrogator dan Tactival Computer System, yang berfungsi untuk mengetahui musuh, menganalisis dan menentukan strategi operasi.

CN-235-220 MPA dilengkapi Forward Looking Infra Red untuk mengklasifikasi target dan merekam situasi wilayah terbang untuk evaluasi misi. Pesawat juga dapat lepas landas pada jarak pendek dengan kondisi landasan yang tidak beraspal dan berumput, mampu terbang dengan durasi maksimal 11 jam dan irit bahan bakar.

Dari fitur-fitur itu, dapat digunakan untuk patroli perbatasan, Zona Ekonomi Eklusif, pengawasan pencurian ikan, pencemaran laut, pengawasan imigrasi, perdagangan manusia, penyelundupan narkoba serta barang ilegal, pencarian dan penyelamatan korban bencana. (mus)