Ratusan Paket Tabloid Indonesia Barokah Masuk ke Sumatera Barat

Petugas Kantor Pos 25000 Padang, Sumatera Barat, memperlihatkan paket-paket berisi tabloid Indonesia Barokah setelah disita pada Senin, 28 Januari 2019.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Sebanyak 161 paket amplop diduga berisi ratusan eksemplar tabloid Indonesia Barokah ternyata sudah masuk ke Sumatera Barat. Semua paket tabloid yang dianggap provokatif dan menyerang Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu masuk melalui kantor Pos Padang 25000.

Paket-paket dengan pengirim misterius itu dikirim melalui kantor Pos Jakarta Selatan. Meski dicantumkan alamat redaksinya, yakni di "Jalan Haji Kerenkemi, Rawa Bacang, Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi", polisi sebelumnya memastikan alamat itu fiktif alias tidak ada.

Paket-paket itu tiba di kantor Pos 25000 Padang pada Sabtu pagi, 26 Januari 2019. Tujuan alamat penerimanya berbeda-beda di sembilan kota/kabupaten di Sumatera Barat, antara lain Padang sebanyak 20 amplop, Pariaman 33 amplop, Painan 10 amplop, Bukittinggi 36 amplop, Payakumbuh 19 amplop, Lubuk Sikaping 12 amplop, Padang Panjang 2 amplop, Solok 20 amplop, dan Sawahlunto 9 amplop.

Petugas Kantor Pos mulanya memeriksa sebuah kantong seberat 25 kilogram dan setelah dibuka ternyata berisi berseksemplar-eksemplar tabloid Indonesia Barokah. "Tujuan alamat penerima rata-rata pesantren, kemungkinan juga ada dialamatkan ke masjid," kata Sartono, Kepala Kantor Pos 25000 Padang, pada Senin, 28 Januari 2019.

Kantor Pos Padang sudah melaporkan paket-paket itu kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) setempat. Kantor Pos belum menerima arahan tentang paket itu tetapi sementara disita, sesuai instruksi Kantor Pos pusat.

Jumlah pasti eksemplar tabloid itu belum diketahui karena belum dihitung semua. Sebab Kantor Pos juga wajib menjaga kerahasiaan setiap dokumen yang mereka diterima. "Kita tidak tahu isi atau kontennya apa, karena Pos hanya penyelenggara perposan di Indonesia, wajib menerima dan meneruskan kiriman yang diposkan oleh siapa saja," ujar Sartono. (mus)