Terserang DBD di Jawa Tengah, 12 Korban Meninggal Dunia

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dwi Royanto (Semarang)

VIVA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah hingga akhir Januari 2019 telah mengakibatkan 12 korban meninggal dunia. Jumlah itu tersebar di Kabupaten Brebes, Jepara, Kebumen, Grobogan, dan Batang.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, selama Januari 2019, data kasus DBD yang terkonfirmasi mencapai 1.204 kejadian. Jumlah tersebut tersebar di Kabupaten Sragen 200 kejadian, Grobogan 150 kejadian, Pati 87, Jepara 78, Blora 75, Purbalingga 76, Cilacap 71, dan Boyolali 51 kejadian.

"Untuk kabupaten, kota yang lain juga ada, namun di bawah 50 kasus. Seperti Kota Semarang sebanyak 33 kasus," kata Yulianto di kantornya, Rabu, 30 Januari 2019. 

Dari ribuan kasus itu, terkonfirmasi 12 penderita DBD di lima kabupaten yang dinyatakan meninggal. Terdiri atas Kabupaten Brebes empat orang, Jepara ada tiga orang dan sisanya Kebumen, Grobogan, Kabupaten Semarang, Blora, dan Batang masing-masing satu orang meninggal.

"Paling banyak anak-anak yang berusia 5-15 tahun. Tetapi orang dewasa dan lansia pun bisa terkena DBD karena virusnya memang meningkat pesat," ujarnya.

Ia menyatakan, 12 orang meninggal dunia akibat tertular DBD stadium akut. Belasan orang itu teridentifikasi terkena dengue shock syndrome, karena mengalami keterlambatan berobat, sehingga trombositnya menurun drastis serta mengalami kebocoran plasma.

Namun, Yulianto mengatakan, untuk daerah yang mengalami peningkatan DBD telah dicanangkan waspada kejadian luar biasa (KLB) DBD, seperti halnya Kabupaten Sragen.

Siklus tahunan peningkatan penyebaran DBD, lanjut Yulianto, kerap terjadi tiap Januari. Hal Itu dipengaruhi cuaca serta curah hujan yang mencapai puncaknya. Karena itu, ia mengingatkan warga untuk waspada terkait penyebarannya.

"Kalau kita amati dari tahun ke tahun DBD pasti meningkat di bulan Januari. Nanti Februari, Maret pasti menurun. Lalu April naik sedikit. Karena DBD ini sangat dipengaruhi kesehatan lingkungan," ujarnya. (art)