Warga Bangladesh Ditemukan Terlantar di Medan Bertambah Jadi 252 Orang

Kanwil Kemenkumham Sumut amankan ratusan warga Bangladesh.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Putra Nasution (Medan)

VIVA – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara menyebutkan jumlah Warga Negara Asing (WNA) asal Bangladesh yang diamankan bertambah, dari 193 orang menjadi 252 orang.

Mereka diamankan dari sebuah rumah toko atau ruko di Kampung Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa malam, 5 Februari 2019, sekitar Pukul 23.30 WIB. 

"Setelah kami cek lagi ternyata jumlahnya itu tidak 193 tapi justru bertambah menjadi 252 orang," ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumut, Priyadi, kepada wartawan di Medan, Kamis 7 Februari 2019.

Ratusan WNA itu, pertama kali ditemukan oleh warga sekitar. Kemudian, mereka melaporkan kepada pihak kepolisian setempat. Mirisnya, ratusan WNA itu ditemukan dalam keadaan terlantar dan kelaparan. Kemudian, seluruh WNA itu, dievakuasi ke Mako Polrestabes Medan.

Priyadi mengungkapkan, pihak Imigrasi Kelas I Medan masih melakukan penyelidikan atas dokumen keimigrasian. Namun, kasus ini belum masuk dalam kategori trafficking. "Kasus ini sebenarnya belum masuk kategori trafficking. Kita masih dalami karena sampai sekarang dokumen-dokumen keimigrasian belum ada," ujar Priyadi.

Priyadi mengungkapkan, para WNA asal Bangladesh itu sudah berada di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan."Apakah nanti tindak lanjut seperti apa tergantung dari pelanggaran apa," ujarnya. 

Dia menambahkan, "Kalau masuk kategori tindak pidana pihak kepolisian yang menangani. Tapi kalau menyangkut masalah tindak pidana imigrasi maka dari imigrasi yang menangani."

Pihak kepolisian dan Kemenkuham Sumut tidak menemukan agen dan orang yang menjadi penampung ratusan WNA itu. Informasi beredar para WNA itu akan dipekerjakan di Malaysia secara ilegal.

"Masuk mereka ini legal. Sementara, informasinya mereka ini ada yang dari Bali, Yogyakarta dan ke Medan itu paspornya dibawa seseorang karena itu petugas sedang mencari orang yang membawa paspor mereka ini," ujar Priyadi. (ren)