2.461 Kasus DBD Terjadi di Jabar, 18 Orang Meninggal Dunia

Sekdis Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, Uus Sukmara
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat mencatat telah terjadi 2.461 kasus demam berdarah (DBD) dengan 18 orang meninggal dunia dari akhir 2018 sampai dengan Januari 2019.

Perkembangan DBD di Jawa Barat, mengalami perubahan sejak 2016. Pada 2016 tercatat 36.569 kasus dengan 276 orang meninggal, pada 2017 terdapat 11.422 kasus dengan 56 orang meninggal dunia, pada 2018 kembali naik menjadi 11.458 kasus dengan 57 orang meninggal dunia.

Pada 2019 ini, terjadi di lima daerah yaitu Kota Depok dengan 319 kasus, Kabupaten Bandung 236 kasus, Kota Bandung 224 kasus, Kabupaten Bandung Barat 277 kasus, dan Kota Cimahi 200 kasus. 

Sekdis Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, Uus Sukmara menjelaskan, 18 orang meninggal terjadi karena keterlambatan penanganan saat ditangani di rumah sakit.

“Semua hal yang meninggal keterkaitan DBD karena keterlambatan dalam diagnosa, jadi ketika dia dibawa rumah sakit dia sudah shock,” ujar Uus dalam dialog Jawa Barat Punya Informasi (Japri) dengan topik DBD di Gedung Sate Kota Bandung Jawa Barat, Jumat 8 Februari 2019.

18 korban itu berasal dari Bandung Barat, Cimahi, Cianjur, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok dan Kota Bandung. “Yang lebih dari dua itu Bandung Barat, Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kota Bogor, pada umumnya karena keterlambatan diagnosa,” katanya.

Dengan kondisi itu, lanjut Uus, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan surat instruksi kepada seluruh daerah untuk meningkatkan pemantauan berkala untuk menutup celah nyamuk aedes aegypti berkembang biak.

“Kita imbau melalui surat gubernur melakukan pemantauan secara berkala dan melakukan analisis untuk menetapkan daerah mana saja yang betul-betul tinggi karena satu kabupaten itu bukan berarti merata,” katanya. (zra)