Santri Ponpes yang Dikeroyok Belasan Rekannya Dituduh Mencuri

Santri yang koma setelah dikeroyok teman-temannya.
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Robby Alhalim (18), Santri kelas 4 Pondok Pesantren Modern (PMT) Nurul Ikhlas Kota Padang Panjang, Sumatera Barat yang koma lantaran dikeroyok belasan rekannya sesama santri, hingga kini masih belum sadarkan diri. Bahkan menurut laporan yang diterima pihak keluarga dari tim medis RSUP M Djamil Padang, kondisi Robby kian menurun.

Yoserizal ayah kandung korban yang ditemui di RSUP M Djamil Padang mengatakan, hingga kini Robby masih Koma. Pihak keluarga katanya, diminta untuk menerima keadaan karena kondisi kesehatan Robby kian menurun. "Pagi tadi laporan tim medis, kondisi Robby kian menurun, bapak harus siap menerima keadaan," katanya, Rabu 13 Februari 2019. 

Menurut Yoserizal, dari keterangan dan hasil analisisa sementara tim dokter, Robby dianiaya dengan benda tumpul, karena kalau hanya menggunakan tangan kosong, kondisi Robby tidak seperti ini. Sekujur tubuh, hanya bagian betis ke bawah yang tidak mengalami luka lebam. 

Meski kasus dugaan pengeroyokan itu sudah ditangani dan masih dalam proses penyelidikan pihak Kepolisian, namun Yoserizal meyakini jika anaknya itu merupakan korban tuduhan pencurian. Robby katanya, sebagai korban untuk menutupi kelakuan santri-santri lain yang dianggap memiliki kekuatan.

"Anak saya hanya korban tuduhan untuk menutupi santri lainnya. Setahu saya di pondok pesantren itu memakai barang orang sudah biasa, mencuri sudah biasa, memeras sudah biasa, tapi Robby hanya korban untuk menutupi perilaku santri yang ada. Tuduhan terhadap anak saya yang telah melakukan pencurian itu, tidaklah benar," ujar Yoserizal. 

Lebih lanjut Yoserizal, selaku orang tua kandung, dirinya baru mengetahui kejadian pengeroyokan itu pada Senin pagi 11 Februari 2019. Sementara kejadian pada Minggu malam. Robby katanya, sebelum dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang. 

"Sempat dirawat di RSUD Padang Panjang sebelum dibawa ke sini. Saya kira ada beberapa jam anak saya terkapar di sana. Karena kejadiannya malam hari. Mungkin, setelah melihat anak saya tidak sadarkan diri, makanya dibawa ke rumah sakit. Di asrama itu, tindakan pengeroyokan ini kerap terjadi. Namun selama ini tidak terungkap. Inilah puncaknya," kata Yoserizal.

Yoserizal menegaskan, selain sudah melaporkan kejadian ini ke pihak Kepolisian, pihaknya juga tengah fokus terhadap kesembuhan Robby. Pihak yayasan pun katanya, sudah datang ke rumah sakit melihat dan menjamin biaya pengobatan bagi Robby.  

Terpisah, Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M Djamil Padang, Gustavianof mengatakan, upaya pemulihan kondisi kesehatan korban terus dilakukan, dengan pemberian pelayanan sesuai prosedur. Bahkan sejumlah dokter spesialis dikerahkan untuk menangani korban.

"Dokter yang terlibat di antaranya dokter bedah torak, syaraf, torak, hingga abdomen. Untuk diagnosa, tidak bisa disebutkan namun memang kondisi sangat berat atau tingkat kesadarannya dalam kategori menurun. Penanganan korban di ruangan ROI Instalasi Anestesiologi Terapi Intensif dilakukan sesuai instruksi dokter. Ke depannya, korban akan mendapatkan perawatan secara intensif oleh tim dokter yang terlibat." (mus)