Polisi Ungkap Aktor di Balik Emak-emak Diduga Kampanye Hitam ke Jokowi

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Syaefullah

VIVA – Polisi mengungkap aktor intelektual di balik kasus emak-emak di Karawang, Jawa Barat yang diduga menyebarkan kampanye hitam terhadap calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo. 

Salah satu tersangka, yakni CW (44), memiliki peran paling dominan dalam kasus tersebut. "Yang paling dominan itu si tersangka CW, dia sebagai kreator sekaligus buzzer. Ini aktor intelektual," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 5 Maret 2019.

Menurut Dedi, tiga tersangka yakni CW, ES (49) dan IP (45) memiliki latar belakang yang berbeda. CW memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni. Dia juga berprofesi sebagai guru privat Bahasa Inggris.

Sedangkan dua pelaku lainnya hanya lulusan SD dan penjual karedok serta ibu rumah tangga biasa. "Karena merasa masih kerabat, maulah membantu memerankan ngomong dengan bahasa Sunda," katanya.

Semua materi terkait isu jika Jokowi menang tidak akan ada lagi azan berkumandang dan pernikahan sejenis bakal dilegalkan, disiapkan oleh CW. 

CW juga yang mengarahkan agar ES dan IP menyampaikan isu tersebut ke masyarakat dan direkam untuk diviralkan. "Dua (tersangka) ini enggak ngerti apa-apa. Ini gaptek juga. Jadi ikut serta aja," kata Dedi. 

Saat ini, pihak keluarga ES dan IP tengah mengajukan permohonan penangguhan penahanan. "Tidak menutup kemungkinan dengan pertimbangan penyidik, kalau benar hanya ikut-ikutan itu bisa ditangguhkan. Tapi ini (CW) enggak mungkin karena ini aktor intelektual. Dia sebagai kreator sekaligus buzzer," ujar Dedi. (ase)