Ledakkan Diri Bareng Anak, Istri Terduga Teroris Sibolga Lebih Militan

Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo
Sumber :
  • VIVA/Bayu Nugraha

VIVA – Istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah di Sibolga, Sumatera Utara memilih meledakan diri dengan bom rakitan dibanding menyerahkan diri ke pihak Kepolisian. Istri Abu Hamzah tewas bersama anaknya dengan kondisi jasad tak utuh.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, dari pengakuan Abu Hamzah memang sang istri lebih militan dari dirinya.

"Abu Hamzah menyampaikan kepada penyidik Densus, istrinya lebih keras pemahamannya dibanding dia sendiri. Lebih militan istrinya, makanya setelah dilakukan negosiasi dan imbauan selama hampir 10 jam, istrinya nekat melakukan suicide bomber-nya itu," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 13 April 2019.

Pengepungan rumah Abu Hamzah, yang dihuni istri dan anaknya, dilakukan pada Selasa, 12 Maret setelah Abu Hamzah lebih dulu diciduk. Saat tim Densus 88 Antiteror datang, terjadi ledakan bom yang melukai seorang polisi dan seorang warga. 

Polisi berjam-jam melakukan negosiasi dan berupaya membujuk istri Abu Hamzah agar menyerah. Ulama juga ikut dilibatkan dalam proses negosiasi. Namun, pada Rabu, 13 Maret dini hari sekitar pukul 01.20 WIB, istri Abu Hamzah memilih melakukan bom bunuh diri dari dalam kamar rumah. 

"Justru kita menggunakan pengeras suara masjid, takmir masjidnya juga didengar suaranya. Dari jam 01.20 WIB sampai jam 01.40 WIB terdengar suara ledakan. Kami belum mendekat ke TKP dulu karena khawatir ada ledakan susulan. Ternyata benar, selang beberapa menit terjadi susulan ledakan kembali," kata Dedi. 

Tak cuma itu, Abu Hamzah juga dibawa ke lokasi untuk membujuk istrinya agar menyerah. Tapi upaya itu pun tak berhasil.

"Ya termasuk si AH itu sempat menyampaikan imbauan kepada istrinya. Tapi AH menyampaikan kepada petugas istrinya lebih kuat terpapar paham ISIS dibanding AH sendiri," ujar Dedi.  (mus)