Keluarga Bantah Kabar WNI Korban Penembakan Selandia Baru Meninggal

Zulfirman Syah (paling kiri), WNI jadi korban penembakan di Selandia Baru
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)

VIVA – Pihak keluarga Zulfirman Syah, warga negara Indonesia (WNI) asal Kota Padang, Sumatera Barat yang menjadi korban penembakan brutal di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, membantah kabar tentang kematian Zulfirman Syah.

Menurut Handra Yaspita, kakak kandung korban, baik isu tentang sekolah, tanah kelahiran hingga kabar perihal meninggalnya korban yang beredar di media sosial itu, sama sekali tidak benar. 

"Itu kabar hoax. Masih ada ya hoax seperti itu. Sampai pagi ini saya mendapat informasi dari istrinya, dia lagi menjalani proses operasi kedua di rumah sakit setempat," ujarnya saat diwawancara di kediamannya, Sabtu, 16 Maret 2019.  Dia menambahkan, "Anaknya juga alhamdulillah sudah mulai menunjukkan perkembangan yang terus membaik."

Lebih rinci, Handra menjelaskan, Zulfirman Syah lahir di Kota Padang pada 15 November 1978 silam. Orangtua Zul, juga berdomisili di Kota Padang, tepatnya di kampung Lapai.

"Zul lahir di Padang, orang tua juga domisili di Padang. Jadi bukan dari Pesisir Selatan. Kalau Nenek kita dulunya, asalnya Saning Baka dan Sumani Solok," ujar Handra. 

Terlepas dari kabar hoax tentang kematian adiknya itu, Handra kini menaruh harapan besar kepada pemerintah RI agar dapat memfasilitasi perwakilan keluarga berangkat dan menjenguk kondisi korban di  sana.

"Kita pasti dari keluarga besar, ingin ke sana melihat kondisinya, bagaimana keadaan sebenarnya di sana. Kita ingin berkunjung ke sana. Saya coba pikirkan jalannya ke sana, mudah-mudahan ada jalannya," ujar Handra. (mus)