Bisikan Pimpinan NU ke Sekretaris DPD Gerindra Jatim

Sekretaris Gerindra Jatim, Anwar Sadad, dalam acara Harlah NU di PWNU Jatim.
Sumber :
  • Sekretaris Gerindra Jatim, Anwar Sadad.

VIVA – Ribuan orang memadati puncak Hari Ulang Tahun Nahdlatul Ulama ke-96 di halaman parkir kantor Pengurus Wilayah NU Jawa Timur di Jalan Masjid Al Akbar Surabaya pada Sabtu malam, 23 Maret 2019. Selain ulama dan kiai, banyak tokoh politik Jatim diundang, termasuk dari Partai Gerindra.

Dari Gerindra, hadir Sekretaris DPD Gerindra Jatim, Anwar Sadad. Kehadirannya cukup menarik mengingat riuh media sosial terkait video 'NU akan jadi fosil kalau Jokowi kalah' beberapa waktu lalu. Dalam video viral itu, seorang kiai orasi di tengah kumpulan kiai dan ulama, yakni Wakil Rais Syuriah NU Jatim, KH Anwar Iskandar.

Sadad mengatakan kehadirannya di acara puncak Harlah NU atas undangan resmi PWNU. "Saya hadir juga karena ghirah ke-NU-an, saya bisa menyampaikan ucapan dirgahayu ke-96 jamiyah Nahdlatul Ulama kepada para masyaikh yang saat ini menjadi pengurus NU," katanya dalam keterangan tertulis diterima VIVA pada Minggu, 24 Maret 2019. 

Sadad mengaku menyadari secara struktural NU condong ke pasangan calon 01, yakni Jokowi-Ma'ruf Amin. Hal itu didasari pada kekhawatiran dugaan kerugian secara ideologis di masa akan datang. "Dalam pandangan saya hal itu absurd, segala bentuk kekhawatiran dan kecemasan para kiai NU akan hilangnya ajaran dan tradisi NU jika paslon yang beliau-beliau dukung kalah, tak akan terjadi," ujarnya. 

Alumnus Fakultas Ushuluddin IAIN (kini UIN) Sunan Ampel Surabaya itu mengingat pesan Ketua NU Jatim, KH Marzuki Mustamar, seusai acara. "Usai acara bubar, Ketua PWNU, KH Marzuki Mustamar, sempat membisikkan supaya kader-kader NU yang ada di kubu paslon 02 untuk benar-benar memperjuangkan ahlussunnah waljamaah," cerita Sadad.

Puncak Harlah NU di Jawa Timur digelar di hampir seluruh daerah di Jatim dengan tema Bersatu Membangun Negeri. "Kami ingin mengembalikan Islam yang ramah lingkungan dan budaya. Kalau dakwah Islam tidak mengancam budaya, tidak mengancam tradisi, maka masyarakat welcome," kata Ketua NU Jatim, KH Marzuki Mustamar.