Uskup Agung soal Politik Pasca Pilpres: Amalkan Sila ke-4 Pancasila

Konferensi pers Uskup Agung soal Paskah dan politik Indonesia
Sumber :
  • VIVA / Adinda Purnama Rachmani

VIVA – Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo mengatakan, Paskah 2019 menjadi sejarah baru untuk menghasilkan masyarakat yang damai. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melepas tangan dan harus ikut andil dalam menjaga keamanan dan perdamaian di Indonesia.

"Ketika kita berbicara sejarah ingatan itu menjadi batu pijakan, untuk menjadi bangsa selanjutnya. Paskah yang mempersatukan yaitu Proklamasi RI, jadi kita tidak bisa lepas dari sejarah itu dan harus tetap bertanggung jawab," ucap Ignatius Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Minggu, 21 April 2019.

Lebih lanjut, Suharyo mengatakan umat Katolik dapat menerapkan kecintaan terhadap Indonesia dengan melakukan aktivitas yang positif. Gereja Katedral Jakarta pun turut membuat gagasan yang bisa di contoh dan membentuk kebiasaan masyarakat.

"Tahun ini kami mencoba mewujudkan sila keempat, berhikmat itu adalah sebagai ciri sejarah bangsa kita yang mempersatukan kita. Nilai dalam gerakan itu akan masuk terus menerus dan menjadi watak," kata dia.

Suharyo juga membahas soal politik yang memanas di 2019. Ia mengajak umat Katolik untuk mengamalkan Pancasila sila ke empat yang berisikan "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan", dalam momen Paskah 2019. 

"Saya mengajak umat Katolik dan Kristiani untuk mengamalkan Pancasila dalam sila ke 4 dalam perayaan Paskah tahun ini," kata dia.

Selanjutnya Ia pun menjelaskan tentang Sumpah Pemuda dan sejarah di Indoensia 1908 sebagai awal kebangkitan nasionalisme di Indonesia. Menurut Suharyo, sumpah pemuda menjadi kunci persatuan di Indonesia.

"Sumpah pemuda mempersatukan yang tadinya banyak menjadi satu. Jadi semakin jelas lagi pada 18 Agustus 1945 ketika pancasila dijadikan landasan negara kita," kata dia.