Tiga Titik Krusial Ibadah Haji 2019

Tim Satuan Operasional Armina dan Daker Madinah saat menggelar gladi posko.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arinto

VIVA – Direktur Bina Haji Kementerian Agama, Khoirizi, menyebut tiga titik krusial penyelenggaraan ibadah haji tahun 2019. Ketiga titik itu yakni, 10 hari pertama kedatangan, kemudian masa Armuzna, dan 10 hari pertama setelah pemulangan.

Ketiga titik itu, kata Khairizi, harus diantisipasi petugas haji agar pelayanan terhadap jemaah optimal.

"Kenapa 10 hari pertama? Orang belum paham, kita belum paham situasi tapi dia sudah melakukan aktivitas. Nah, itu perlu pemetaan oleh kawan-kawan," kata Khairizi usai Gladi Posko Petugas Haji 2019 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa, 30 April 2019.

Kedua, masa Arafah, Muzdalifah dan Mina atau Armuzna.

"Dalam waktu yang sangat terbatas, kemudian jemaah belum paham medan tetapi mereka sudah harus melakukan aktivitas," ujar Khoirizi.

Ketiga, pada saat pemulangan jemaah haji. Menurutnya, pada saat itu semua orang sibuk dengan persiapan pulang ke Tanah Air. "Kadang-kadang dia lupa masih punya kewajiban-kewajiban di badannya yang harus dia selesaikan," katanya.

Terpisah, Kepala Satgas Operasi Armina, Kolonel (Sus) Jaetul Muchlis, menganggap masing-masing daerah kerja (Daker) punya karakter persoalan yang berbeda, baik karakter Mekah, Madinah, Bandara dan Armuzna.

Terlebih di Armuzna. Kata dia, penanganannya lebih lex specialist. Dinamika yang luar biasa, di mana jemaah ibadah di waktu yang sama, tempat yang sama, kegiatan yang sama, di tempat yang ditentukan secara syar'i, yakni Wukuf di Arafah.

"Di Arafah tempatnya segitu-gitu juga dari dulu. Bagaimana kita me-manage jemaah yang begitu banyak. Makanya Armuzna kalau dari karakter menjadi puncak dari segala kegiatan yang ada baik pra maupun pasca. Maka Armuzna ini sebagai prosesi puncak pelaksanaan haji," ujar Muchlis. (ase)