Dahlan Iskan Dorong Budidaya Porang di Kabupaten Ponorogo

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan berniat belajar budidaya tanaman porang di Kabupaten Ponorogo. Dahlan mengunjungi petani di Desa Selur, Kecamatan Ngrayun yang sudah melakukan penanaman porang.

"Dulu saya yang anjur-anjurkan menanam porang. Sekarang giliran saya harus belajar," ungkap Dahlan.

Dahlan menyebut, porang sudah jadi tanaman komersial. Bukan lagi sekadar tanaman sela. Dia sudah melihat ke daerah pegunungan dan pedesaan di wilayah Ponorogo-Trenggalek-Pacitan yang saat ini sedang  musim panen porang. Saat berada di Desa Selur, Dahlan melihat hasil panen porang dan bertemu petani.

"Saya mengaku kalah sama Marnianto, petani Desa Selur yang bisa menghasilkan porang 30 ton per hektar. Prediksi awalnya hanya 10 ton per hektare," jelasnya.

Marnianto mengatakan, dia pendatang baru di dunia porang. Marni panggilan akrabnya adalah seorang guru SD di Desa Selur. Awalnya, ia kena 'virus' porang dari Suparno temannya sesama guru SD. Mereka belajar bertanam porang dari petani porang di Nganjuk.  

Kini Marni kini sudah bisa sewa tanah 5 hektare dan punya 12 karyawan. Dia baru saja panen 40 ton porang dengan harga Rp 7 ribu kilogram. Biaya produksi bertanam hanya Rp 90 juta termasuk sewa tanahnya. Hasil porang, yang didigunakan untuk bahan baku industri dan farmasi rencananya akan disalurkan ke pabrik pengolahan porang di Caruban. Pabrik tersebut akan mulai beroperasi Juni 2019 nanti.

Kepala Desa Selur Suprapto menambahkan, penanaman porang khususnya di Desa Selur merupakan aset yang pontensial.  Karena dalam program pertanian bisa meningkatkan taraf hidup petani yang sebelumnya bertanam cengkeh. 

"Cengkeh yang saat ini terserang banyak hama. Maka petani di Desa Selur mengalihkan ke petani porang," jelasnya.

Ia mengatakan, kunjungan Dahlan Iskan dan Wakil Bupati Sumbawa menjadi  motivator bagi petani Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo. Harapannya, porang, tanaman jenis umbi-umbian ini bisa menjadi  salah satu produk unggulan desanya. (*)