Polri Bantah Isu Kapolri Bakal Jadi Menkopolhukam Jika Jokowi Menang

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kadiv Humas Polri Irjen Polisi M Iqbal
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bayu Nugraha

VIVA – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menganalisa Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan ditarik ke dalam kabinet jika Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin telah diumumkan secara resmi sebagai pemenang Pilpres 2019. Neta menyebut Tito dinilai telah berhasil menyejukkan kondisi politik yang panas.

Menanggapi hal tersebut, Polri menegaskan bahwa Kapolri Jenderal Tito hanya fokus pada tugas-tugas kepolisian dan berencana menghabiskan waktu dengan menjadi akademisi usai pensiun dari Polri.

"Kapolri saat ini fokus mengerjakan tugas-tugas kepolisian dengan sebaik-baiknya. Tidak ada fokus lain selain memimpin dan mengembangkan institusi Polri dan menanamkan jiwa promoter pada diri seluruh anggota Polri," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Mohammad Iqbal saat dikonfirmasi, Sabtu, 4 Mei 2019.

Iqbal mengungkapkan beredar juga isu Tito berpotensi menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM (Menko Polhukam) di media online. Menanggapi isu itu, Iqbal menyampaikan pandangan Tito bahwa kursi Menko Polhukam paling cocok diisi oleh tokoh senior dari TNI.

"Adapun di beberapa media online muncul isu yang mengaitkan Pak Kapolri dengan jabatan Menko Polhukam, Pak Kapolri mengatakan posisi itu paling pas diisi oleh tokoh dari kalangan TNI," kata Iqbal.

Isu yang dilemparkan Neta ini jadi perbincangan di media sosial, berawal dari artikel di salah satu media online. Saat dimintai konfirmasi terpisah mengenai isu yang dilemparkannya ini, Neta menyatakan informasi yang didapatkannya valid. Namun berbeda dengan narasi yang disampaikannya sebelumnya yang menyebut 'Menko Polhukam', Neta kini tak menyebut apa posisi menteri yang disebutnya bisa diberikan kepada Tito.

"Saya menilai, prestasi Polri dalam mengamankan Indonesia, terutama ibu kota Jakarta, saat proses pilpres maupun saat pelaksanaan pilpres sangat luar biasa. Situasi aman dan sangat kondusif, padahal situasi politik sangat panas, masyarakat terbelah antara pendukung 01 dan 02. Perang di medsos sudah seperti perang Bharatayudha," kata Neta.

Neta menuturkan, Polri telah mengendalikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat secara profesional, proporsional dan independen lewat strategi pendekatan yang diterapkan Tito. Karena itu, menurut Neta, Tito dianggap layak diapresiasi dan diberi penghargaan yaitu jabatan menteri.

"Sebab itu prestasi Polri dan prestasi Tito ini patut diapresiasi, siapapun presiden yang akan terpilih. Dari kubu 01 saya mendapat informasi A1 bahwa sebagai penghargaan atas keberhasilan Polri itu, jika Jokowi terpilih kembali sebagai presiden, Jokowi akan mempercayakan jabatan menteri kepada Tito. Menteri apa, saya belum dapat info," ucap Neta.

Tito menjadi menteri, lanjut Neta, bukanlah hal yang mustahil mengingat mantan Wakapolri Komjen Purnawirawan Syafruddin juga diberi kursi Menteri PAN RB.

"Info A1 ini saya yakini karena Wakapolri Syafruddin yang berhasil mensukseskan Asian Games saja diminta Jokowi menjadi Menpan RB. Tentunya prestasi membuat pilpres aman dan kondusif nilainya lebih tinggi dari Asian Games," ujar Neta.