Belasan Pemuda Sukabumi yang Mau ke Jakarta Terhasut Tokoh Ormas

Ilustrasi razia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Joko Sulistyo

VIVA – Polisi mencegat empat belas pemuda di Sukabumi, Jawa Barat, yang hendak pergi untuk berunjuk rasa di Jakarta pada Selasa malam. Setelah pemeriksaan singkat, keempat belas pemuda itu berasal dari satu pesantren di Sukabumi, lantas dikembalikan ke pesantren.

Menurut Kepala Polres Sukabumi AKBP Nasriadi, para pemuda itu memang berencana mengikuti unjuk rasa untuk memprotes dugaan kecurangan pemilu 2019 di Jakarta. Mereka terjaring razia saat menumpang truk tronton di kawasan Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

“Mereka terprovokasi medsos (media sosial), kemudian figur satu tokoh yang mereka anggap bagus dan sebagainya; figur salah satu pemimpin ormas yang keturunan Arab,” kata Nasriadi kepada wartawan pada Rabu, 22 Mei 2019.

Berdasarkan pemeriksaan itu, katanya, pengetahuan keagamaan para pemuda itu minim sehingga mudah didoktrin. Polisi sempat mengajak mereka untuk berdiskusi tentang keagamaan dan situasi nasional. Pada akhirnya para pemuda itu menyadari bahwa tindakan mereka keliru.

Setelah menganalisis bahwa para remaja itu minim pengetahuan tentang keagamaan, Polisi memutuskan tidak menahan mereka melainkan mengembalikan semuanya ke pesantren agar dibina. "Makanya kita serahkan mereka untuk dididik lebih bagus lagi di pesantrennya,” katanya.

Dalam penggeledahan atas barang-barang bawaan para pemuda itu, Polisi menemukan selembar kertas berwarna putih yang bertuliskan bahwa mereka diwakafkan untuk agama dan negara. Surat itu ditemukan pada seorang pemuda berinisial MRR.

Para petinggi Kepolisian di Jawa Barat, termasuk Sukabumi, sudah mengantisipasi pergerakan massa daerah provinsi itu ke Jakarta. Polisi sebelumnya menemui tokoh-tokoh agama dan pemangku kebijakan pesantren-pesantren agar mereka membantu mencegah masyarakat ke Jakarta.

“Kita juga mendatangi majelis-majelis dan sekolah-sekolah untuk tidak ikut people power dan sebagainya, kemudian kita juga mengimbau agar lebih bagus bulan Ramadhan ini diisi dengan ibadah, mengaji, dan sebagainya,” katanya.