Kronologi Penyerangan Tim Medis Dompet Dhuafa oleh Polisi

Ambulans Dompet Dhuafa dirusak aparat keamanan saat membantu pengujuk rasa.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Sebagai lembaga kemanusiaan, Dompet Dhuafa, menyesalkan tindakan penyerangan oleh aparat keamanan terhadap tim medis dan perusakan mobil ambulans mereka. Akibatnya, tiga orang tim medis mengalami luka-luka yang cukup serius di bagian kepala. Mereka masih menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Disampaikan Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, drg. Imam Rulyawan, bahwa mereka menerjunkan tim medis atas dasar kemanusiaan dan memegang teguh prinsip imparsial.

Imam menegaskan, keterlibatan Dompet Dhuafa dalam aksi unjuk rasa ini tidak didasari motivasi politik atau keberpihakan pada kelompok tertentu.

Berdasarkan kronologi yang dihimpun, penyerangan terhadap tim medis Dompet Dhuafa dalam aksi unjuk rasa 22 Mei 2019, berawal pada sekitar pukul 23.50 WIB.

23.50 WIB

Tim mendapat instruksi untuk bergerak dari posisi sebelumnya di persimpangan Jalan Sabang.

Tim pertama ada di kendaraan Isuzu Panther, terdiri dari satu orang perawat, dua tim dokumentasi dan satu orang driver.

Tim kedua dengan kendaraan taktis Toyota Hilux, terdiri dari dua orang perawat dan beberapa orang tim pendukung.

00.16 WIB

Dalam waktu yang sangat singkat, pasukan pemukul massa yang terdiri dari satuan Brimob dan
polisi berpakaian preman datang mengusir massa yang berada di sekitaran Sarinah.

Kepolisian datang merangsek dan mendekati kendaraan Dompet Dhuafa. Tim yang ada di dalam kendaraan Dompet Dhuafa diminta turun.

Beberapa aparat seketika memukul kendaraan Isuzu Panther dengan tameng dan tongkat pemukul. Kaca bagian depan belakang dan sebelah kanan hancur. Tak berselang lama kendaraan berhasil keluar dari kerumunan dan pergi meninggalkan lokasi.

Tim kedua yang berada di kendaraan Toyota Hilux diminta turun dan mereka diminta jongkok di depan kendaraan oleh seorang aparat. Satu anggota tim lainnya terjatuh dari kendaraan dan
langsung dipukul dan diinjak oleh anggota kepolisian.

Anggota kepolisian yang lain membentak-bentak. Padahal tim sudah menyampaikan bahwa mereka adalah tim medis.

"Kami medis, kami medis.”

Seketika anggota kepolisian makin banyak dan memerintah mereka untuk pergi.

Ketika mereka akan pergi itulah anggota kepolisian memukul, baik dengan rotan maupun tameng
juga menendang.

Akibatnya, tiga orang tim mengalami luka cukup serius di bagian kepala dan beberapa anggota tubuh lainnya, sehingga harus dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto.

Di saat yang sama, mobil kami yang sudah mulai bergerak dihentikan oleh salah seorang anggota kepolisian. Kami sampaikan bahwa kami tim medis, namun mereka tetap memukul kaca mobil bagian depan berulang kali dan menyuruh untuk maju.

Ada anggota lain yang memukul kaca depan berulang kali hingga pecah. Dan satu orang anggota polisi juga mengeluarkan senjata api sejenis FN yang ditodongkan ke arah relawan. Kemudian, relawan diminta untuk membuka kaca dan saat itu kunci langsung dimatikan kemudian dicabut dan dilempar ke dashboard.

Saat bersamaan, anggota lainnya memukul spion kanan dan kaca samping hingga pecah berantakan.

01.15 WIB

Semua tim berhasil keluar dari lokasi, dan 3 orang yang mengalami luka-luka dibawa ke RSPAD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. “Alhamdulillah, kedua orang tim kami yang dirawat di
RSPAD saat ini telah diperbolehkan pulang,” kata Imam. (ase)