Khofifah Minta Aparat Cegah Perampokan dan Begal Saat Mudik

Gubenur Khofifah dalam apel pasukan Operasi Ketupat Semeru 2019.
Sumber :
  • Nur Faishal

VIVA – Apel pasukan Operasi Ketupat Semeru 2019 digelar di halaman Markas Polda Jatim di Surabaya pada Selasa, 28 Mei 2019. Gelar pasukan ini diikuti personel Kepolisian, TNI dari seluruh matra, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, dan elemen masyarakat.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir sebagai inspektur upacara, didampingi Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Luki Hermawan dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi.

Guna mengatasi kemacetan yang terjadi pada puncak arus mudik dan arus balik, akan didirikan sebanyak 319 pos pengamanan yang tersebar di Jawa Timur.

Selain soal kelancaran lalu lintas saat mudik-balik Lebaran, operasi ketupat juga menjaga keamanan lainnya demi kenyamanan masyarakat yang berlebaran.

"Ada harta yang ditinggal, jangan sampai ada perampokan, di jalan juga jangan sampai ada penjambretan, jangan sampai terjadi pembegalan," kata Khofifah.

Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, sebanyak 9.761 personel gabungan disiagakan untuk pengamanan Lebaran di Jatim. Selain dari Polri, personel yang dilibatkan ialah dari TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Jasa Raharja.

"Dari TNI 1500, dari Dishub 975, dan dari Jasa Raharja 82," ujarnya.

Untuk arus mudik dan balik, Luki mengatakan adanya jalan tol dari Jakarta hingga Probolinggo memudahkan pengaturan lalu lintas dibandingkan Lebaran tahun lalu. Kendati begitu, dia mengakui diperkirakan masih adanya titik rawan kemacetan di Jatim, seperti di Nganjuk, Malang, Sidoarjo, dan Jombang. "Ini perlu perhatian khusus," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Fattah Jasin, mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi arus mudik-balik tahun lalu, tercatat enam belas titik rawan kemacetan yang menghantui pemudik. "Seperti pasar tumpah di Madura, Mengkreng, dan beberapa lainnya," ujarnya.