Terus Dipantau, MUI Tidak Akan Tutup Program Ramadan

Keterangan pers Majelis Ulama Indonesia terkait penyiaran program Ramadan.
Sumber :
  • Dinia

VIVA – Majelis Ulama Indonesia mengapresiasi sejumlah stasiun televisi yang menunjukkan komitmennya dengan menyiarkan program Ramadan yang sejalan dengan standar siaran religi. Meski demikian tak dipungkiri masih ada beberapa program yang mendapatkan kritik dan komentar dari masyarakat.

Ketua MUI Bidang Kominfo, Masduki Baidlowi mengatakan, MUI telah melakukan pemantauan terhadap 16 stasiun tv dengan fokus pada regulasi penyiaran, kesesuaian dengan fatwa MUI terkait penyiaran, komunikasi dan dakwah serta akhlak pengisi program siaran tv.

Namun, MUI tidak memiliki hak untuk menutup program televisi yang dianggap memuat konten negatif. Sebab MUI bukan lembaga yang diberi kewenangan oleh negara untuk menutup program di televisi tertentu.

"Kami ini adalah sebagian kecil dari stakeholder dari industri televisi yang mengikuti pemantauan. Kami ini kan punya kemampuan memantau tetapi tidak punya kemampuan untuk melakukan tindakan seperti itu (menutup progran televisi)," kata Masduki di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Rabu 29 Mei 2019.

Sejauh ini, MUI melakukan koordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Namun MUI mengimbau agar KPI melakukan tindakan secara sistemik, bukan per kasus.

"Karena kalau ditutup satu tetapi program lain masih ada lakon yang hampir sama, itu akan menciptakan kondisi yang belum bisa dikatakan menyelesaikan masalah," ujar Masduki.

Ketika dikonfirmasi apakah pihak MUI melakukan uji laporan ketika menerima kritik mengenai program televisi tertentu, Masduki mengatakan, bahwa pihaknya tidak serta merta melakukan tindakan ketika menerima laporan.

"Itu memang selalu kami waspadai. Dari apa yang kami pantau tidak langsung kami ambil sebuah tindakan. Kami berkoordinasi dengan KPI yang tahu persis apakah ada kompetitor, dan pasti ada," kata dia.

"Ketika pesbukers misalnya ditegur, pasti ada kompetitor yang dalam hatinya 'syukur lu'. Tapi itu wajar saja ada kompetisi karena kalau tidak ada kan nggak bagus karena persaingan kan seperti itu," imbuhnya.

Untuk tahun ini, MUI merilis beberapa program televisi yang harus dievaluasi, seperti Sahur Seger Trans7, Sahurnya Pesbukers ANTV, Bukbernya Wow Banget Trans7, Ramahan di Rumah Uya (Trans7), Brownis Sahur (Trans TV), Ngabuburit Happy (Trans TV), Pesbukers Ramadan ANTV dan Gado-gado Sahur TransTV.

Beberapa program tersebut dinilai MUI harus dievaluasi secara serius lantaran bermuatan tarian erotis, percakapan bernada mesum dan ejekan yang tidak mendidik utamanya di bulan Ramadan. (mus)