Pasca-Bentrokan di Buton, Polisi Berlakukan Siaga I

Ilustrasi polisi hadang massa yang ingin bentrok.
Sumber :
  • Fajar GM - VIVA.co.id

VIVA – Sebanyak 871 jiwa mengungsi ke desa lain pasca bentrokan di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhart Santoso mengatakan, lebih dari 800 orang tersebut merupakan warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton.

Harry menyebut mengungsi dilakukan lantaran 87 rumah milik warga Desa Gunung Jaya dibakar sekelompok pemuda dari Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

"Untuk warga yang mengungsi yang terdata sampai siang ini adalah 871 jiwa," kata Harry ketika dikonfirmasi, Jumat, 7 Juni 2019.

Selain itu, akibat kejadian tersebut. Sebanyak dua orang meninggal dunia dan delapan orang mengalami luka. "Data sampai dengan saat ini ada 8 warga yang terluka dan sudah mendapatkan perawatan. Dua warga meninggal dunia," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan meskipun situasi sudah kondusif namun pihaknya memberlakukan siaga 1. Ratusan personel dari Brimob dan TNI berjaga-jaga agar tak ada aksi kerusuhan susulan.

"Untuk anggota Polda Sultra kita melaksanakan siaga 1. Saat ini sudah ada 2 SSK Brimob dan 2 SST TNI dari Korem Haluoleo," katanya.

Sebelumnya, akibat bentrokan ini, puluhan rumah warga di Desa Gunung Jaya, satu mobil Kepala Desa dan satu motor, ludes terbakar. Warga Desa Gunung Jaya, merasa terganggu dengan suara bising knalpot motor puluhan pemuda tersebut.

Beberapa menit kemudian, puluhan pemuda yang melakukan konvoi, kembali. Di pertigaan Desa Gunung Jaya dan Sampuabalo, puluhan pemuda yang melakukan konvoi, berteriak, kemudian terjadi pelemparan ke arah rumah-rumah warga Gunung Jaya, hingga akhirnya terjadi keributan.

Pada pukul 21.00 Wita, dua anggota Polsek sampuabalo, ke lokasi kejadian melerai dua kelompok pemuda yang bertikai. Pertikaian ini rupanya belum berakhir, pada Rabu, 5 Juni 2019, pukul 14.30 Wita, massa dari Sampuabalo mendatangi Desa Gunung Jaya, dan melempar rumah-rumah warga, menggunakan bom molotov. Aksi ini memicu warga Gunung Jaya, melakukan perlawanan.