NTT Diguncang Gempa Signifikan Dua Kali

Dua gempa bumi mengguncang Nusa Tenggara Timur, Senin, 17 Juni 2019.
Sumber :
  • BMKG.

VIVA - Sejak pagi dini hari tadi hingga siang ini wilayah Nusa Tenggara Timur sudah diguncang gempa bumi tektonik dengan kekuatan signifikan sebanyak dua kali. Gempa bumi pertama mengguncang wilayah Sumba Timur tepat pukul 03.13.54 WIB dengan kekuatan M=5,0.

Episenter gempa ini terletak di laut pada jarak 96 km arah selatan Waingapu, Sumba Timur, dengan kedalaman 28 km. Menurut Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG
 Daryono, gempa ini terjadi akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Pulau Sumba.

"Di zona tekukan lempeng ini terjadi peregangan sebelum menunjam ke bawah Sumba," kata Daryono dalam siaran persnya, Senin, 17 Juni 2019.

Daryono menuturkan gaya tarikan (ekstensional) ini memicu terjadinya patahan dengan pergerakan turun (normal fault) hingga memicu gempa.

Zona penunjaman selatan NTT merupakan kawasan subduksi yang berusia tua dan sudah mengalami roll back (gulung balik) maka zona gempa di luar jalur subduksi (outer rise) ini banyak ditemukan peristiwa gempa-gempa sesar dengan pergerakan turun.

"Gempa besar “The Great Sumba” berkekuatan M=8,3 yang terjadi pada 19 Agustus 1977 merupakan contoh bahwa zona outer rise di wilayah ini merupakan zona gempa yang tak boleh diabaikan. Sumber gempa ini mampu memicu gempa besar hingga membangkitkan tsunami dan menimbulkan kerusakan serta korban jiwa lebih dari 198 orang di selatan Sumbawa," katanya lagi.

Meskipun gempa Sumba Timur pagi tadi tidak berpotensi tsunami, lanjut Daryono, tetapi dampak guncangan dalam skala intensitas III MMI sempat mengejutkan masyarakat Sumba Timur hingga beberapa warga terbangun dari tidurnya.

Dia mengatakan menyusul pasca terjadinya gempa Sumba Timur, sekitar sembilan jam kemudian tepatnya pukul 12.43.31 WIB, wilayah Laut Sawu dan sekitarnya juga diguncang gempa tektonik berkekuatan M=5,4.

Episenter terletak di laut pada jarak 68 km arah selatan Kota Larantuka, Flores Timur, pada kedalaman 118 km.

Gempa tersebut terjadi dipicu oleh adanya deformasi batuan pada slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah bawah basemen busur gunungapi Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda) tepat di bawah Cekungan Sawu.

Dampak gempa Laut Sawu ini menyebabkan sebagian besar wilayah NTT mengalami guncangan, seperti daerah Ende dengan skala intensitas III-IV MMI, Waingapu, Larantuka, Alor II-III MMI dan Kupang, Rote II MMI. Beberapa warga sempat berhamburan lari keluar rumah akibat terkejut karena guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.

"Patut di syukuri meskipun kedua gempa tersebut di atas tidak berpotensi tsunami dan belum ada laporan kerusakan, tetapi terjadinya dua gempa ini memang perlu kita diwaspadai. Khusus wilayah selatan dan baratdaya Sumba hasil monitoring BMKG lebih dari satu tahun terakhir menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas seismik yang cukup intensif," demikian Daryono.