Suhu di NTB Terdingin dalam Delapan Tahun Terakhir

Petugas BMKG melakukan pemantauan cuaca.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA - Nusa Tenggara Barat memasuki musim kemarau. Namun, cuaca di NTB saat ini terlampau dingin dalam delapan tahun terakhir.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Restu Patria Megantara, mengatakan, suhu minimum terendah di NTB pada Juni 2019 melampaui rekor suhu minimum rata-rata terendah pada 2011.

"Sementara itu, nilai rata-rata suhu minimum di bulan Juni 2019 ini terpantau sebesar 20,6 °C menjadikan bulan Juni 2019 ini yang terdingin dalam 8 tahun terakhir. Meskipun belum melampaui rekor suhu minimum rata-rata terendah yang tercatat di tahun 2011 dengan nilai rata-rata suhu minimum 18,4°C sekaligus menjadikan tahun 2011 menjadi tahun paling dingin di NTB," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu, 30 Juni 2019.

Berdasarkan data hasil observasi di Stasiun Klimatologi Lombok Barat, suhu minimum terendah pada Juni 2019 tercatat 16,8°C pada 30 Juni 2019. Nilai ini merupakan rekor suhu minimum terendah ketiga pada Juni setelah tanggal 24 Juni 2011 (15,0 °C) dan 18 Juni 2004 (16,2 °C.).

"Sementara itu rekor nilai suhu minimum terendah yang pernah tercatat di Stasiun Klimatologi Lombok Barat adalah 12,2 °C yang terjadi pada tanggal 23 Juli 2011," ujarnya.

Sebelumnya, prakirawan BMKG BIL, Praya, Herin Hutri Istyarini, mengatakan, penyebab cuaca dingin di NTB karena memasuki musim kemarau, langit menjadi cerah dan tidak adanya tutupan awan. Akibatnya, radiasi sinar Matahari yang diterima oleh Bumi pada siang hari akan diteruskan kembali ke luar angkasa pada malam harinya.

"Karena tidak adanya tutupan awan, maka radiasi Matahari akan diteruskan secara besar-besaran ke luar angkasa yang berakibat suhu menjadi dingin," ujarnya.

Selain itu, penyebab suhu dingin akibat dari adanya aliran massa udara dingin dan kering dari wilayah benua Australia yang dikenal dengan aliran monsun dingin Australia. Monsun dingin Australia aktif pada periode Juni-Juni-Agustus, yang umumnya merupakan periode puncak musim kemarau di wilayah Indonesia selatan ekuator.