Ada Saksi Baru, Polisi Akan Gambar Sketsa Penembak Misterius 21-22 Mei

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA – Polri membeberkan ada satu orang saksi baru kasus penembakan dalam kerusuhan 21-22 Mei lalu. Tim investigasi telah memeriksa saksi tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi, Dedi Prasetyo mengatakan, satu orang saksi tersebut berada di tempat kejadian perkara (TKP) Petamburan.

"Kan kemarin, saksinya dua. Kemudian tambah satu lagi, jadi tiga orang yang melihat kejadian tersebut dan menyebutkan ciri yang sama terkait pelaku penembakan," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 12 Juli 2019.

Saat ini, menurut Dedi, penyidik tengah memproses sketsa wajah pelaku dengan ciri-ciri yang disebutkan para saksi. Ia pun meminta semua pihak bersabar. "Belum selesai (sketsa). Nanti, kalau buru-buru tidak tertangkap," ujarnya.

Terkait rekaman CCTV, Dedi menyebutkan, tidak menunjukkan pelaku tersebut. Rekaman CCTV hanya merekam korban saat terjatuh.

Jika rekaman CCTV merekam pelaku, kata Dedi, akan susah membantu face recognition, lantaran kualitas CCTV sangat rendah. Namun, dia meyakinkan, polisi akan mengejar pelaku dengan bukti yang didapat di lapangan.

Ia pun menyebutkan, tak menutup kemungkinan pelaku penembakan lebih dari satu orang. Sebab, sembilan korban tewas ditemukan di empat lokasi kejadian. "Ya ada kemungkinan. Ada empat TKP (Tempat Kejadian Perkara)," katanya.

Sebelumnya, polisi sudah mengidentifikasi pelaku penembakan Harun Al Rasyid, salah satu korban yang tewas dalam aksi kerusuhan 21-22 Mei. Berdasarkan keterangan saksi, Harun ditembak pelaku dari jarak dekat, yaitu 11 meter.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menjelaskan, ciri-ciri pelaku berdasarkan rekaman CCTV di dekat lokasi kejadian, yakni di Petamburan, Jakarta Barat.

"Pelaku kurus, tinggi 175 cm (sentimeter), memakai sebo. Ini sedang didalami," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 5 Juli 2019.

Dedi pun membantah bahwa pelaku penembakan adalah anggota Polri dan TNI yang melakukan pengamanan. Sebab, pengamanan aksi tersebut tak menggunakan peluru tajam.

Apalagi, kata Dedi, dalam kejadian tersebut anggota yang melakukan pengamanan berada di depan perusuh. Sementara korban yang tewas akibat peluru tajam mengalami luka dari samping dan belakang.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Suyudi Ario Seto mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, pelaku penembakan menggunakan tangan kiri dengan posisi miring sejajar dengan dada.

"Arah miring jarak 11 meter, arahnya lurus mendatar. Ada trotoar pelaku agak tinggi, berbadan kecil dan berambut panjang," katanya.

Adapun untuk pelaku penembakan terhadap korban bernama Abdul Azis belum diketahui. Namun, Suyudi menyebut, pelaku adalah orang yang berbeda. "Beda. Lokasi dan proyektil pelurunya juga beda," ujarnya. (asp)