Dua ABG Jakarta Diduga Dijual ke Nusa Tenggara Timur

Dua anak Jakarta jadi korban kejahatan perdagangan orang atau human trafficking.
Sumber :
  • Jo Kenaru

VIVA – SR (13) dan S (16), dua remaja asal Jakarta diperiksa di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Manggarai Nusa Tenggara Timur, Sabtu 20 Juli 2019. Keduanya diperiksa sebagai dugaan korban kejahatan perdagangan orang atau human trafficking.

Kasus ini terbongkar setelah SR dan S melarikan diri dari salah satu pub milik YG yang berlokasi di lingkar luar Kelurahan Waso. Di tempat hiburan malam itu, SR dan S dipaksa YG untuk bekerja sebagai ladies atau wanita yang menemani tamu berkaraoke ria dan menyuguhkan minum.

Berdasarkan pantauan, dua remaja yang masih di bawah umur ini datang ke polres kompak mengenakan jaket dan celana jeans. Sejak kasus dugaan human trafficking ini terkuak, SR dan S ditampung sementara di rumah shelter milik biara Katolik di Ruteng.

Kepala Unit (Kanit) PPA, Brigadir Kepala (Bripka) Antonius Habun kepada wartawan menjelaskan, SR dan S direkrut di Jakarta oleh YG pada 26 Juni 2019. Keduanya tiba di Ruteng awal Juli.

Dijelaskan Bripka Antonius, penyelidikan kasus ini masih seputar dua saksi korban. Sementara itu, status hukum 'mami' YG, kata dia, masih harus menunggu hasil koordinasi penyidik PPA Polres Manggarai dengan pihak Polres Jakarta Pusat sebagai locus delicti atau tempat terjadinya tindak pidana kasus ini.

"Untuk sementara masih pemeriksaan saksi karena kasus ini belum ditingkatkan ke proses penyidikan. Karena locus dan tempus-nya di Jakarta, kemungkinan besar kasus ini akan ditangani di sana,” kata Brigadir Antonius.

“Di sini kami lakukan interogasi awal. Penanganan selanjutnya nanti di sana. Yang sudah diperiksa baru saksi korban. Sedangkan mami yang mendatangkan korban belum kita sentuh. Itu nanti dalam proses lebih lanjut," ujar Brigadir Antonius.

Lari malam-malam

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Manggarai, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Wira Satria Yudha saat dihubungi terpisah mengatakan, sebelum kasus ini ditangani polisi, SR dan S sempat kabur karena merasa ditipu oleh YG.

"Anak-anak ini diiming-imingi kerja di restoran di Flores, tapi nyatanya Y ini mempekerjakan mereka sebagai ladies," kata AKP Wira Yudha kepada VIVAnews.

Meski sempat kabur, lanjut AKP Wira Yudha, hanya SR yang berhasil kabur menggunakan angkutan travel sampai ke Labuan Bajo, Manggarai Barat. Sementara itu, S ditangkap kembali oleh sekuriti pub saat bersembunyi di semak-semak.

"Mereka berdua lari. Yang 16 tahun ini sempat lari ke hutan dan diamankan oleh sekuriti. Dia dibawa lagi ke dalam,” ujar Wira Yudha.

“Yang satunya lari terus naik travel ke Labuan Bajo. Karena ini anak tidak bawa uang, HP segala macam, dari travel bawa anak ini ke polres. Dari anak ini diketahui kalau mereka lari dari pub di Ruteng," tutur Wira Yudha.

Ia lalu mengirim tim untuk menjemput SR dari rumah penitipan mitra Polres Mabar. SR kemudian dibawa ke Ruteng untuk kepentingan pemeriksaan.

Dijelaskan AKP Wira, SR alis Dea merupakan remaja putus sekolah. SR diketahui putus di kelas II SMP, sedangkan S alias Febi sempat duduk di bangku kelas II SMA.

Laporan: Jo Kenaru/ Manggarai-NTT