Laut di Pantai Banten Masih Normal Usai Gempa

Ilustrasi Petugas BMKG melakukan pemantauan kondisi gelombang air laut.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Kepala BPBD Provinsi Banten, Kusmayadi, mengatakan pihaknya terus memantau ketinggian air laut di pesisir Banten, setelah gempa berkekuatan 7,4 SR menguncang daerah tersebut. Peringatan dini tsunami diberlakukan BMKG di sejumlah daerah tak lama setelah gempa mengguncang Banten pada pukul 19.03 WIB.

Dia mengatakan kondisi air laut hingga saat ini masih normal. "Kondisi air laut normal," katanya kepada TvOne, Jumat 2 Agustus 2019. 

Dia mengatakan petugas BPBD bersama kepala desa, camat, dan memantau langsung kondisi air laut hingga 2 jam ke depan setelah gempa terjadi pada pukul 19.03 WIB. Saat ini warga di pesisir pantai sudah mengungsi ke tempat lebih tinggi. 

"Seperti dikatakan oleh Kepala BMKG peringatan tsunami belum akan dicabut hingga pukul 21.35," ujar Kusmayadi.

Episenter gempa ini terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, pada kedalaman 48 km.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi ini merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia.

 Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan peringatan dini tsunami masih belum akan dicabut hingga 2 jam ke depan. BMKG saat ini tengah mengamati kemungkinan hal-hal yang tidak diduga. 

"SOP menunggu sampai 2 jam karena kita tidak mengetahui apakah ada kemungkinan fenomena yang tidak diduga. Kami akan menunggu sampai pukul 21.30," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 2 Agustus 2019. 

"Semoga tidak terjadi apa-apa. Kalau tidak ada hal yang mengkhawatirkan pukul 21.30 akan kita akhiri peringatan dini tsunami," lanjut Dwikorita. (ren)