Kisah Pemulung Tua di Lombok Berkurban Seekor Sapi

Nenek Sahnun yang berkurban sapi seharga Rp10 juta.
Sumber :

VIVA – Menjelang hari raya Idul Adha, menjadi momen umat Islam memberikan hewan kurban untuk bersedekah pada sesama. Namun, hal luar biasa dilakukan seorang pemulung plastik di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Nenek itu bernama Sahnun (60), seorang pemulung yang mampu berkurban seekor sapi seharga Rp10 juta.

Ini sontak saja mengejutkan warga. Nenek yang sering tidur di emperan toko atau kios warga, justru dapat berkurban seekor sapi.

VIVAnews mendatangi Lingkungan Karang Jangkong, Kota Mataram, tempat Papuk (nenek) Sahnun biasanya berada. Di sana, ditemui istri kepala lingkungan yang juga menjadi pengurus dana kurban di masjid setempat.

Panitia kurban, Hj. Handayani, mengatakan Nenek Sahnun merupakan warga di sana. Sejak 15 tahun dia bekerja mengasuh anak seorang warga di sana. Saat tidak ada lagi yang diasuh, dia beralih profesi menjadi pemulung plastik.

Nenek Sahnun berapa kali diajak menetap atau tinggal di rumah warga. Namun, karena enggan menyusahkan orang lain, Nenek Sahnun lebih memilih melalang buana tinggal di emperan toko-toko di Kota Mataram.

"Dia tidak mau menyusahkan orang, di mana dia mau tidur sudah. Cuma, Alhamdulillah menetap di dekat warung warga di sini yang tetap diberikan makan," ujarnya di Mataram, Jumat, 9 Agustus 2019.

Dia dan warga mengaku kaget saat Nenek Sahnun berkurban sapi. Warga bahkan merasa malu dan tidak menyangka seorang pemulung yang tinggal di emperan toko dapat berkurban. "Kita juga kaget, semua kaget. Malu kita," ujarnya.

Handayani menjelaskan, Nenek Sahnun tak berkurban sapi secara langsung. Namun, setiap tiga hari dia menjual plastik hasil memulung. Uang hasil memulung seluruhnya disumbangkan ke bendahara masjid atau bendahara kurban.

"Setiap tiga hari sekali dia jual plastik. Uang hasil jual dia antar ke bendaharawan. Akhirnya kemarin pas pengajian, bendahara bawa uangnya dengan total Rp10 juta, dia (Nenek Sahnun) mau sumbang sapi," ujarnya.

Setiap hasil memulung selalu dibawa ke masjid. Nenek Sahnun tidak menyisakan untuk dirinya karena untuk makan sehari-hari warga selalu memberikannya makan. Setelah sekian lama memulung, total terkumpul sudah Rp10 juta.

Bukan tahun ini saja Nenek Sahnun berkurban. Lima tahun terakhir ini dia selalu berkurban kambing. Untuk tahun ini, dia lebih giat bekerja agar dapat berkurban sapi.

"Sebenarnya dia selama lima tahun setiap tahun dia kurban kambing. Awalnya dulu (5 tahun lalu) kita kasi dia daging kambing sebungkus, dia tanya kenapa sedikit sekali, saya bilang kalau mau banyak ngurban, oh aok (iya) dia bilang," tuturnya.

Digigit Anjing

Baru Kamis kemarin, kaki kanan Nenek Sahnun digigit anjing saat pergi memulung. Warga membawanya ke dokter untuk diobati. Nenek Sahnun pun terpaksa istirahat.

Namun, ajaibnya pagi tadi Nenek Sahnun sudah kembali pergi memulung untuk berkurban di tahun selanjutnya.

Saat VIVAnews menemuinya, Nenek Sahnun terlihat sedang duduk di kios warga di samping mall. Terlihat kaki kanannya diperban dan terdapat sisa darah.

Saat diwawancara, Nenek Sahnun yang tidak mengerti bahasa Indonesia ini mengatakan dirinya sudah lama menyumbang yang diniatkan untuk berkurban. "Sudah lama nyicilnya. Terus kasih di bendahara," ujarnya menggunakan bahasa Sasak Lombok.

Saat ditanya memang Nenek Sahnun selalu menjawab hal lain, kata warga, Nenek Sahnun memang sudah begitu sejak dia sembuh dari struk ringan dulu.

Ditawari Umroh

Handayani mengatakan pihak lingkungan rencananya akan menggratiskan umroh untuk Nenek Sahnun. Namun, ia tak menerima tawaran tersebut karena gratis.

Dia enggan menyusahkan orang lain dan lebih memilih menggunakan uang pribadi.

"Kita tawarkan umroh gratis karena sering berkurban tapi dia enggak mau. Akhirnya kita pikir bagaimana caranya, kita bilang uang umroh nanti dicicil oleh dia, baru dia mau," ujarnya. (jhd)