Serunya Tradisi Kurban di Malang, Hewan Diarak Sebelum Disembelih

Hewan kurban diarak sebelum disembelih.
Sumber :
  • Lucky Aditya/VIVA.co.id

VIVA – Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban adalah hari besar umat Islam. Bagi yang mampu, pada momen tersebut diwajibkan berkurban. Di Indonesia, berkurban bisa menggunakan kambing, sapi atau kerbau.

Dalam momen ini ada tradisi unik yang telah berjalan puluhan tahun di Kampung Temenggungan, Kota Malang, Jawa Timur. Tradisi unik itu adalah mengarak hewan kurban sebelum disembelih.

Katanya, hewan kurban yang diarak sebelum dikurbankan dapat memperlancar aliran darah saat disembelih. Puluhan kambing ini diarak diringi lantunan salawat dan takbir. Ada yang membawa baner, spanduk, balon, bahkan bom asap juga suar atau flare.

Ketua panitia Idul Kurban, Maulana Ababil mengatakan, momentum kurban tahun ini sangat spesial karena berdekatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Sehingga tradisi kolosal warga Temenggungan ini dibuat semarak mungkin sekaligus merayakan hari kemerdekaan.

"Soal diarak, ini untuk memuasakan hewan kurban agar aliran darah yang keluar lancar dan daging jadi segar. Karena sudah menjadi tradisi kampung dan tradisi ulama NU (Nahdlatul Ulama) di Kampung Temenggungan. Kami melestarikan tradisi itu," kata Maulana, Minggu, 11 Agustus 2019.

Tradisi ini dijalankan sejak 1975 oleh para ulama setempat. Arak-arak atau semacam karnaval hewan kurban dilakukan memutar kampung, dimulai dari Jalan Gatot Subroto, Jalan Ariesmunandar, Jalan Zainul Arifin, kemudian ke Jalan KH Ahmad Dahlan, dan kembali ke Jalan Gatot Subroto.

Tradisi ini merupakan momen yang ditunggu bagi warga. Mereka menantikan arak-arakan itu di pinggir-pinggir jalan raya yang dilalui oleh arak-arakan hewan kurban ini. Warga sangat antusias, dengan mengabadikan momen ini menggunakan kamera di ponsel pintar mereka.

"Ya bagus mas setahun sekali. Acara seperti ini karena syiar dengan keliling kampung ini juga bisa membangkitkan rasa untuk orang berkurban di Hari Raya Idul Adha," ujar Saif Hajarani, warga sekitar.

Setelah berkeliling memutari kampung dengan jarak kurang lebih sekira dua kilometer. Hewan kurban ini lantas mengantre sesuai nomor urut masing-masing sebelum disembelih oleh juru sembelih panitia penyembelihan.