Menteri Tjahjo: Tak Ada Pemilu di Ibu Kota Baru RI

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Seperti apa gambaran Ibu Kota Negara Indonesia yang baru pengganti Jakarta, sedikit-sedikit mulai terkuak. Kali ini, Ibu Kota Negara baru bisa dipastikan hanya sebagai kota administratif.  

Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mengatakan, kementerian yang ia pimpin juga aktif berkoordinasi dengan Bappenas terkait proses pemindahan Ibu Kota Negara baru tersebut. 

"Kami ikut terus setiap rapat Bappenas, tapi secara prinsip pemerintahan ini yang saya pahami bukan merupakan daerah otonomi baru," ujar Tjahjo, usai rapat kabinet terbatas, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 12 Agustus 2019.

Ibu Kota Negara RI pengganti DKI Jakarta, sudah dipastikan akan dipindah ke Kalimantan. Ada tiga provinsi yang menjadi calon, yakni Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. 

Setidaknya Jokowi sudah meninjau langsung beberapa lokasi yang disiapkan. Seperti di Bukit Soeharto yang berada di Kalimantan Timur. Maupun di segitiga emas yang disiapkan di Provinsi Kalimantan Tengah. Yakni yang berada di antara Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Gunung Mas.

Tjahjo memastikan, Ibu Kota yang baru nantinya sangat berbeda dengan DKI Jakarta. Mengingat, Ibu Kota bukan sebagai wilayah, hanya pusat pemerintahan. 

"Ya khusus (administratif) ya kayak Putra Jaya lah di Malaysia," katanya. 

Dengan hanya sebagai pusat pemerintahan, Tjahjo melanjutkan, maka status daerah di mana Ibu Kota itu pindah, tidak akan ada pemilunya.

Adapun luas lahan yang dibutuhkan untuk ibu kota baru ini ditaksir sekitar 200-300 ribu hektare dan pembangunannya dilakukan secara bertahap. Pembangunan ibu kota baru ini pun diakui tak semuanya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Targetnya akhir 2024 sudah mulai ada yang pindah ke sana,” kata Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas, Rudy Soeprihadi Prawiradinata saat menghadiri diskusi di SMAN 7 Yogyakarta, Jumat 2 Agustus 2019.

Rudy menambahkan, konsep ibu kota baru untuk Indonesia yang disiapkan di Pulau Kalimantan itu kelak akan berkonsep forest city.

Forest city yang dimaksud bukan secara harafiah atau kota penuh taman. Jika London awalnya kota biasa yang kemudian didesain dan dibangun sebagai forest city, Indonesia akan menerapkan langkah sebaliknya.

“Kita akan membangun ibu kota di wilayah yang sudah lebih dulu banyak hutannya, jadi bukan kota yang didesain jadi forest city seperti di London,” ujarnya.