Cuaca Tak Menentu, Jumlah Panen Kopi Bondowoso Turun Drastis

Petani menunjukkan pohon kopi baru di kebunnya Desa Tanah Wulan Kecamatan Maesan (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).
Sumber :
  • timesindonesia

Petani kopi di Desa Tanah Wulan, Kecamatan Maesan, Bondowoso, Jawa Timur mengeluhkan jumlah panen menurun. Salah satu faktor penyebabnya karena cuaca yang tak menguntungkan para petani.

Sekretaris Kelompok Tani (Poktan) Sinar Tani, Desa Tanah Wulan, Muhammad Arif Ansori Hadi mengataka dalam satu hektar bisa menghasilkan 3 ton.

“Per hektar kalau Arabica bisa ditanami sekitar 250 batang pohon. Tapi tahun ini hasil panen agak menurun. Rata-rata cuma dapat 1 ton per hektar," ungkapnya.

Arif menjelaskan indikasi penurunan hasil panen sudah terlihat dari kondisi buah kopi sejak beberapa minggu sebelum panen. 

"Kondisi batang kering dan buahnya pecah, sehingga tidak menjadi biji kopi," sambungnya.

Menurut Arif, petani kopi di Maesan sudah dibekali pencegahan hama dan pemilihan bibit dari pihak pusat penelitian kopi dan kakao. Hal ini meningkatkan kemampuan berkebun kopi para petani. Namun faktor cuaca menjadi kendala yang sulit diantisipasi.

"Kalau dulu biasanya kita menghadapi hama penggerek batang, tapi sekarang sudah tidak ada kendala karena ada penanganan yang efektif," terangnya.

Meski jumlah panen menurun namun petani kopi di Bondowoso bersyukur, karena masih tertolong oleh harga kopi yang baik.

"Harga jual kopi glondong Arabica, dalam kondisi biji merah bisa mencapai 11 ribu per kilo. Kalau tahun lalu hanya di kisaran Rp 9 ribu per kilo," jelas Arif.