Pemindahan Ibu Kota, Dahlan Iskan: Cepatnya Bukan Main

Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faisal (Surabaya)

VIVA – Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah memutuskan ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur, tepatnya di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Ditargetkan lima tahun ke depan, ibu kota baru sudah bisa ditinggali.

Namun, kepindahan pusat pemerintahan itu menuai polemik dari sejumlah pihak. Ada yang mendukung, tapi tak sedikit yang skeptis dengan berbagai alasan. Salah satunya, soal target waktu yang ditetapkan terlalu cepat.

Nah, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan juga ikut menanggapi. Dalam tulisannya berjudul 'Ibu Kota Kilat' di disway.id, dia menulis bahwa pindah ibu kota memang sudah pasti. Lokasinya pun sudah jelas di Kalimantan Timur, dengan luas wilayah mencapai 180 ribu hektare (ha).

"Sudah pasti, itu di bibir Teluk Balikpapan, Kaltim. Tidak ada lokasi lain yang dimaksud seperti itu. Kecuali ujung Teluk Balikpapan tersebut," tulisnya.

Lokasi ibu kota baru dari Balikpapan atau Samarinda pun mudah dijangkau via tol. Nah, selain lokasi, waktu pemindahan juga sudah pasti.

Dengan payung hukum dan desain dibuat 2020, pembangunan dimulai 2021. Pada 2024 ditargetkan Istana Negara dan 34 kementerian tuntas dibangun sehingga siap ditempati. Baginya, sebagai orang yang 'benci' borokrasi; sangat senang mendengar target tersebut karena begitu kilat.

Dia mengibaratkan pemindahan ibu kota sefleksibel perusahaan. Bahkan seolah seperti bukan program sebuah negara, apalagi negara demokrasi. Bahkan menurutnya, lebih fleksibel dari sebuah perseroan terbatas.

"Di perusahaan, masih harus ada rapat umum pemegang saham. RUPS harus setuju dulu. Baru direksinya bergerak. Ini sudah mirip sebuah perusahaan keluarga," tuturnya.

Baca juga: BPJS Defisit, Iuran Melejit, Rakyat Menjerit

Dahlan bilang, proses pengadaan ibu kota baru ini sebuah terobosan, yang mungkin terbesar dalam sejarah birokrasi di Indonesia atau bahkan di dunia. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang presiden asal Solo, Jokowi.

"Cepatnya bukan main. Akan lebih cepat dari proyek apa pun," ujarnya.

Bahkan, menurut dia, BSD saja memerlukan waktu lebih 15 tahun, sementara ibu kota baru cuma butuh waktu lima tahun mulai dari menyusun gagasan, sampai perencanaan, proses legal, administrasi, pendanaan sampai bisa ditempati.

"Saya begitu kagum," ujar Dahlan.