Tempat Peristirahatan Terakhir HS Dillon

(Ki-ka): Muhammad AS Hikam, Kartini Syahrir, Rizal Ramli, Wimar Witoelar, dan HS Dillon.
Sumber :
  • Antara/ Jefri Aries

VIVA – Jenazah Harbrinderjit Singh Dillon alias HS Dillon dikremasi di Krematorium Mumbul, Badung, Bali, Selasa hari ini, 17 September 2019 pukul 14.00 WITA.

Selanjutnya, abu jenazah tokoh antikorupsi dan pejuang HAM ini dibawa ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.

Anak HS Dillon, Haryasetyaka Singh Dillon menjelaskan, mendiang ayahnya wafat dalam keadaan tenang. "Bapak meninggal dengan tenang kemarin," kata dia di rumah duka RSAD Udayana Denpasar, Bali, seperti dikutip VIVAnews.

Ia melanjutkan, ayahnya tengah berlibur di Bali bersama ibunya sebelum jatuh sakit dan meninggal dunia.

"Beliau didampingi istri saat menghembuskan nafas terakhir. Kami keluarga meyakini beliau memilih Bali sebagai tempat peristirahatan terakhir," ungkapnya.

Setya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyatakan duka cita atas kepergian HS Dillon.

"Kami berterima kasih atas kemudahan yang telah diberikan negara, dalam hal ini presiden dan Panglima TNI. Pesan terakhir beliau bersifat pribadi," jelas dia.

Seperti diketahui, HS Dillon menjadi satu dari segelintir tokoh yang menerima penghargaan Bintang Jasa Pratama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2010, serta Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2015.

Dengan demikian, pria yang wafat di usia 74 tahun ini berhak mendapatkan penghormatan secara militer, lantaran telah memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia.

HS Dillon meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam Bali, Senin, 16 September 2019. Pegiat antikorupsi, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), dan pakar pertanian itu menghembuskan nafas terakhir akibat komplikasi penyakit jantung dan paru-paru.

Ia telah dirawat di RS Siloam Bali sejak 19 Agustus 2019. HS Dillon meninggalkan seorang istri, Drupadi S. Harnopidjati, tiga orang anak, serta dua cucu.