Tak Selalu Bahayakan Lingkungan, Ternyata Styrofoam Bisa Didaur Ulang

Kemasan Styrofoam.
Sumber :
  • www.saung99.blogspot.com

VIVA – Sampah polistirena busa atau dikenal dengan nama styrofoam, sudah menjadi momok bagi masyarakat Indonesia dan menjadi topik hangat selama kurang leblh 3 tahun terakhir. Sebab sampah styrofoam dianggap berbahaya dan sulit didaur ulang.

Namun, ternyata tak semua styrofoam berbahaya untuk digunakan dan sulit didaur ulang. Beberapa produsen sudah berhasil berinovasi dengan membuat styrofoam yang aman serta bisa didaur ulang menjadi barang berguna.

"Polistirena yang kami produksi dapat didaur ulang 100 persen. Sebagai produsen, kami bertanggung jawab untuk mengolah sampah dari setiap hasil produksi kami. Oleh karena itu, setiap sampah kemasan makanan yang kembali kepada kami, akan diolah menjadi bahan untuk barang berguna lainnya seperti gantungan baju, pigura, boneka," kata Direktur Kemasan Group, Wahyudi Sulistya, dalam temu media di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu 18 September 2019.

Jangan khawatir, barang hasil daur ulang itu termasuk aman untuk digunakan. Sebab, bahan styrofoam tersebut sudah melewati proses uji dari Badan POM RI. Pengujian pada 17 kemasan styrofoam menemukan batas residu ppm masih dalam angka aman yakni 10-43 ppm.

"Sebenarnya itu ada pengujian ketika ada residu polystiren batas maksimumnya, ketika itu tidak melebihi batas maksimum itu, aman. Angka residu 17 kemasan ini jauh di bawah level berbahaya untuk residu kemasan makanan, di mana batas aman adalah 1000 PPM sesuai dengan kebijakan yang dibuat BPOM di tahun 2018," ujar Direktur Standardisasl Pangan Olahan BPOM, Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt., Ph.D, di kesempatan yang sama.

Namun, bagaimana dengan kualitas barang daur ulang itu ya? Nah, ini juga tidak perlu dikhawatirkan. Meski ada beberapa yang kualitasnya sudah menurun usai didaur ulang, namun barang daur ulang masih sangat aman untuk dikenakan.

"Daur ulang itu ada yang berubah secara fisik saja, misal yang tadinya pembungkus makanan jadi figura atau boneka dan itu hanya bisa melibatkan gunting potong atau secara thermal dibentuk ulang. Tapi ada juga secara kimia, yang recycling bisa jd makin lama turun kualitasnya, tapi tetap aman digunakan," kata Peneliti ITB, Ir Akhmad Zainal Abidin M.Sc, PhD.