APBTN Pamekasan Tuntut Pembakar Baju Batik Sekar Jagad Minta Maaf

Ketua DPC APBTN M Kuddah memegang batik Pamekasan motif Sekar Jagad. (Foto: Akhmad Syafi"i/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Ketua DPC Asosiasi Profesi Batik Tenun Nusantara (APBTN) Pamekasan menuntut massa aksi yang membakar baju batik Sekar Jagad di depan DPRD Pamekasan, Madura, Jawa Timur untuk minta maaf. APBTN menilai aksi tersebut telah melukai hati para perajin batik yang ada di kota yang Bumi Gerbang Salam.

Sebelumnya, sejumlah warga Kabupaten Pamekasan Rabu (18/9/2019) membakar kain batik saat unjuk rasa depan Kantor DPRD Pamekasan. Mereka kecewa dengan Pemerintah Daerah yang dianggap tidak peduli dengan anjloknya harga tembakau.

M Kuddah, ketua APBTN di Pamekasan mengungkapkan, perajin batik di Pamekasan merasa kecewa dengan adanya pembakaran batik motif Sekar Jagad. Ini karena perajin batik selama ini tidak punya salah pada masyarakat yang menggelar aksi.

"Kalau massa aksi membakar batik sebagai kekecewaan terhadap Bupati Pamekasan, maka saya nilai itu salah besar, karena anjloknya harga tembakau dengan membakar batik itu tidak ada hubungannya," ungkap Kuddah pada wartawan di Pasar Batik 17 Agustus Pamekasan, Senin (23/9/2019).

Pembakaran baju batik yang serupa dengan batik kebanggaan milik Bupati Pamekasan, jelas sebagai bentuk penghinaan karena batik motif itu adalah kebanggaan orang Pamekasan.

"Jadi kami menuntut pihak massa aksi yang membakar batik Sekar Jagad untuk segara minta maaf, kalau tidak minta maaf maka kami akan tempuh jalur hukum," ucapnya.

Menurut Kuddah, kalau benci dengan kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam seharusnya tidak dengan membakar batik, karena perajin batik selama ini tidak pernah punya salah dengan massa yang gelar aksi.

"Seharusnya, sebagai warga Pamekasan bangga dengan Bupati Pamekasan yang pakai batik khas Pamekasan sendiri. Kalau batik Pamekasan sendiri dibakar maka kapan batik Pamekasan ini mau maju dan terkenal," imbuhnya.

Kuddah menambahkan, seharusnya massa aksi yang kecewa dengan anjloknya harga tembakau bukan bakar batik, melainkan mereka protes dengan bakar tembakau.

"Kalau batik Pamekasan dilecehkan dengan dibakar maka orang akan berpikir negatif dengan batik Sekar Jagad atau batik Pamekasan lainnya. Jadi seharusnya massa aksi bukan membakar batik tapi bagaimana ikut membantu mempromosikan agar batik khas Pamekasan terkenal hingga kancah nasional," ucapnya.