Usai Airlangga Bertemu Bamsoet, Usulan Rapat Pleno Golkar Menguap

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto
Sumber :
  • Dok. Golkar

VIVA – Setelah pertemuan Ketua Umum Partai Golkar dengan Ketua DPR Bambang Soesatyo, tuntutan dilaksanakannya rapat pleno Partai Golkar hilang bak ditelan bumi. Hilangnya narasi untuk laksanakan rapat pleno segera dan tata kelola partai tak lepas dari kesepakatan kedua orang yang selama ini menjadi calon kuat ketua umum Partai Golkar tersebut.

Keduanya sudah mencapai titik temu, bahwa Munas dilaksanakan Desember yang akan datang. Bambang Soesatyo pun mendukung Airlangga untuk melaksanakan Munas yang akan datang. 

"Kesannya Pak Airlangga berhasil menekuk Pak Bambang Soesatyo. Jadi dengan tidak ada rapat pleno pun, Munas dilaksanakan bulan Desember. Dan tuntutan yang selama ini menggema seperti rapat pleno segera pun hilang bak ditelan bumi," kata mantan Wasekjen Partai Golkar Lalu Mara Satriawangsa, di Jakarta, Senin, 30 September 2019.

Ini tak baik, menurut Lalu Mara, karena sebelum Munas seharusnya didahului dengan Rapimnas. Bahwa rapat pleno tak di atur dalam AD/ART seperti kebiasaan yang sudah berjalan sebelum Rapimnas dilaksanakan, terlebih dahulu ada rapat pleno. Ini untuk membahas kapan dan di mana dilaksanakannya Rapimnas. 

"Jadi ini tak baik buat partai dan Pak Bambang yang selama ini menggugat dengan narasi seperti itu. Masak dengan kartu ketua MPR, terus melupakan narasi yang diusung dan digugat sebelumnya."

Bahwa pelaksanaan rapat pleno sangat tergantung atas kesediaan dan kemauan ketua umum, dibenarkan Lalu Mara. Tapi, seharusnya Bambang Soesatyo dan timsesnya harus terus meminta dan mendesak dilaksankannya rapat pleno sebagai bagian dari proses untuk dilaksanakannya Munas.

"Narasi atau tuntutan laksanakan rapat pleno tidak bisa dipersepsikan dapat memicu peningkatan stabilitas politik nasional. Ini urusan internal partai, urusan tata kelola partai kok," katanya.

Dengan hilangnya narasi yang selama ini menjadi tuntutan kubu Bambang Soesatyo, publik bisa membaca bahwa Airlangga berhasil mengkonsolidasikan Bambang Soesatyo dengan kubunya.